BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penuaan
adalah proses biologis normal pada manusia meliputi perubahan yang
berangsur-angsur, mulai dari struktur, fungsi, dan toleransi tubuh terhadap
stress lingkungan. Efektifitas berbagai fungsi sisiologik tubuh akan mulai menurun pada usia 30-an dan akan
terlihat semakin jelas pada usia 55-60 tahun. Semakin bertambahnya usia, fungsi
organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena
penyakit, hal tersebut tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik
sosial, ekonomi, dan kesehatan.
Permasalahan
lanjut usia harus menjadi perhatian dari semua pihak, baik pemerintah, lembaga
masyarakat, dan masyarakat itu sendiri (Subianto, 2009). Permasalahan khusus
yang dapat terjadi pada kalangan lanjut usia menurut Sumampou (2002:1) adalah
sebagai berikut:
1.
Proses ketuaan yang terjadi
secara alami dengan konsekuensi timbulnya masalah fisik, mental, dan sosial.
2.
Perubahan sosialisasi karena
produktivitas yang mulai menurun, berkurangnya kesibukan sosial dan interaksi
sosial.
3.
Produktivitas yang menurun
dengan akibat terbatasnya kesempatan kerja karena kemampuan dan keterampilan
menurun, namun kebutuhan hidup terus meningkat.
4.
Kebutuhan pelayanan kesehatan
terutama karena kelainan degeneratif yang memerlukan biaya tinggi.
Salah satu
upaya prefentif yang dilakukan untuk
meminimalisir permasalahan khusus pada lansia adalah dengan tetap menjaga pola
hidup aktif melalui olahraga. Olahraga yang dilakukan dengan aturan yang sesuai
akan memberikan manfaat bagi lansia salah satunya adalah menjaga tingkat
kebugaran jasmani tetap baik sesuai dengan usia.
Latihan
olahraga bagi lansia bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Untuk
memperoleh kebugaran jasmani yang baik, harus melatih semua komponen dasar kebugaran
jasmani yang meliputi ketahanan jantung, peredaran darah dan pernapasan,
ketahanan otot, kekuatan otot serta kelenturan tubuh. Dengan adanya proses
penuaan menyebabkan adanya kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas
fisik seseorang, untuk mempertahankan agar kondisi kebugaran jasmani maka
diperlukan olahraga.
Aktifitas
fisik atau olahraga merupakan media terbuka yang dapat dimanfaatkan oleh lansia
sesuai dengan kemampuan, kesenangan, tujuan dan kesempatan yang dimiliki oleh
setiap orang. Latihan olahraga pada lansia harus disesuaikan dengan kemampuan
individu masing-masing berdasarkan kemampuan fisik, kebutuhan, dan tujuan
melakukan aktivitas olahraga tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas,
dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut :
1.2.1
Tindakan apa saja yang dapat
dilakukan untuk membantu pemeliharaan fisik bagi lanjut usia?
1.2.2
Olaharaga apa saja yang baik
untuk lansia serta olahraga apa saja yang tidak baik untuk lansia?
1.2.3
Manfaat apa saja yang dapat
diperoleh bagi lansia dengan melakukan aktifitas olahraga tersebut?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di
atas, maka tujuan yang dapat disampaikan adalah :
1.3.1
Tindakan yang dapat dilakukan
untuk membantu pemeliharaan fisik bagi lanjut usia.
1.3.2
Olahraga yang baik untuk lansia
serta olahraga yang tidak baik untuk lansia.
1.3.3
Manfaat yang diperoleh dengan
melakukan aktifitas olahraga bagi lanjut usia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Lansia
Lanjut usia
adalah dimana seseorang mengalami pertambahan umur dengan disertai dengan
penurunan fungsi fisik yang ditandai dengan penurunan massa otot serta
kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, peningkatan lemak tubuh, dan
penurunan fungsi otak. Saat lanjut usia tubuh tidak akan mengalami perkembangan
lagi sehingga tidak ada peningkatan kualitas fisik.
Menurut ilmu
gerontologia (ilmu mengenai usia lanjut), setiap orang memiliki tiga macam
umur: umur secara kronologis, biologis, dan psikologis.
1. Umur kronologis: Umur yang dihitung dari jumlah tahun yang
sudah dilewati seseorang. Ini adalah umur yang umum kita kenal misalnya 50
tahun, 60 tahun, dan sebagainya.
2. Umur biologis: Umur yang ditentukan berdasarkan kondisi
tubuh. Hal ini dapat terjadi jika seseorang menjadi tua karena ia merasa tua.
3. Umur psikologis. Umur yang diukur berdasarkan sejauh mana
kemampuan seseorang merasakan dan bertindak. Hal ini bisa terjadi pada seorang
yang sudah berusia 80 tahun tapi merasa lebih muda dari orang yang di bawah
umurnya.
Menurut
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 menyebutkan bahwa seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas dikategorikan sebagai lanjut usia. Sedangkan
batasan usia menurut WHO adalah
1. Usia pertengahan (middle
age): usia 45-59 tahun
2. Lanjut usia (elderly):
antara 60–74 tahun
3. Lanjut usia tua (old):
antara 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very
old): diatas 90 tahun
2.2 Olahraga
pada Lansia
Olahraga
bermanfaat untuk kesehatan jasmani maupun rohani. Manfaat olahraga di antaranya
melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot, mencegah pengeroposan tulang,
menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol jahat, dan menaikkan kolesterol
baik. Olahraga juga bermanfaat untuk membakar kalori, meningkatkan keseimbangan
dan koordinasi otot, bahkan olahraga juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
Sedangkan manfaat lain olahraga adalah biasanya dapat menghilangkan sembelit, membuat
tidur lebih nyenyak, serta mengurangi depresi.
Pada usia
lanjut seseorang menderita penyakit tertentu. Ini tak berarti dia tidak boleh
berolahraga. Pada beberapa penyakit, pemilihan olahraga disesuaikan dengan
penyakitnya. Pada radang sendi, misalnya, olahraga yang terlalu banyak
mengerakkan sendi mungkin akan menimbulkan rasa nyeri. Namun, sendi yang
meradang juga tak boleh dibiarkan tak bergerak karena dapat menimbulkan sendi
menjadi kaku. Salah satu pilihan yang cukup baik untuk penderita radang sendi
kronik adalah berenang.
Pada penyakit
jantung koroner, dokter akan menganjurkan olahraga sesuai dengan keadaan
pasien. Biasanya olahraga yang dianjurkan adalah olahraga bersifat aerobik.
Jenis olahraga aerobik di antaranya adalah jalan kaki, bersepeda, dansa,
berenang, dan golf. Pada penderita penyakit paru obstruktif menahun, olahraga
juga bermanfaat. Pada umumnya penyakit ini berkaitan dengan kebiasaan merokok.
Karena itu, merokok harus dihentikan. Olahraga pada penderita penyakit paru
obstruktif menahun dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.
Pada umumnya
orang lanjut usia dapat tetap berolahraga. Memang ada beberapa penyakit yang
mengharuskan penderita istirahat total di tempat tidur, misalnya penyakit
infark jantung akut. Secara bertahap penderita akan dilatih mobilisasi dan
kemudian akan dianjurkan untuk berolahraga ringan.
Pada usia
lanjut dapat terjadi penurunan fungsi pendengaran, penglihatan, dan koordinasi
gerak. Karena itu, dalam melaksanakan olahraga perlu dihindari terjadinya
kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi terutama jika berolahraga di jalan umum.
Jika berjalan kaki pagi hari, hendaknya jangan berjalan di jalan raya. Gunakan
pakaian yang mudah terlihat. Hati-hati dengan lubang di jalan atau kendaraan
yang mungkin muncul secara mendadak.
2.3
Pembinaan Fisik Bagi Lanjut
Usia
Pembinaan fisik yang dapat
dilakukan pada lanjut usia yaitu dengan melakukan pemeliharaan kesehatan
sebagai berikut :
1.
Pemberian gizi yang seimbang
Fungsi organ tubuh lansia sudah banyak berkurang, oleh
sebab itu kecukupan gizi pada usia lanjut tetap harus diupayakan untuk
kelangsungan hidup yang layak, serta untuk mengurangi penyakit menua. Untuk
mencukupi kebutuhan gizi pada usia lanjut, perlu diberikan makanan seimbang
dengan cara :
a)
Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung lemak terutama yang berasal
dari hewan
b)
Batasi gula, kopi, garam dapur, dan makanan yang diawetkan
c)
Meminum susu tanpa lemak
d)
Memakan bahan makanan yang banyak mengandung zat besi seperti
kacang-kacangan, hati, daging, bayam, dan sayuran hijau
e)
Menggunakan bahan makanan yang segar dan banyak mengandung vitamin serta
membatasi penggunaan tablet vitamin bila tidak perlu
f)
Mengkonsumsi cairan dengan minum air putih minimal 2 liter (lebih kurang
6-8 gelas) per hari
2.
Olahraga
Olah raga adalah suatu bentuk
kegiatan fisik yang dapat memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan
fisik seseorang bila dilaksanakan secara tepat, terarah dan teratur dengan
penyesuaian fisik terhadap olah raga yang dilakukan seperti :
a)
Latihan dilaksanakan secara berjenjang
b)
Hindarkan pertandingan untuk prestasi
c)
Lansia tidak berpenyakit berat atau dilarang dokter
Pemberian olahraga untuk lansia
bertujuan untuk, perbaikan otot untuk membantu tubuh agar dapat bergerak,
perbaikan stamina agar secara lambat laun menaikkan kemampuan fisik atau tubuh,
serta, membangun kontak psikologis lebih luas untuk menghindari perasaan
terisolir.
3.
Pemeliharaan Kebersihan Diri
Kebersihan diri bagi lansia sangat bermanfaat untuk :
a)
Mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan kulit
b)
Mencegah infeksi
c)
Menimbulkan suasana segar
4.
Kebersihan Lingkungan
Suasana lingkungan tempat tinggal usia lanjut perlu
diupayakan agar bersih dan menyenangkan. Penurunan fungsi fisik yang terjadi
pada lansia dapat menyebabkan meningkatnya resiko kecelakaan sehingga perlu
peningkatan keamanan dan keselamatan pada lansia seperti :
a) Anjurkan penggunaan alat bantu
jika mengalami kesulitan (berjalan, melihat dan mendengar)
b) Lantai diusahakan tidak licin,
rata dan tidak basah
c) Tempat tidur dan tempat duduk
tidak terlalu tinggi
d) Jika bepergian agar ditemani
anggota keluarga yang lain
e) Tidak menggunakan penerangan
yang terlalu redup atau menyilaukan
5.
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Oleh karena fungsi organ-organ tubuh pada lansia sudah
menurun perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala seperti
pemeriksaan tekanan darah, jantung, fungsi ginjal, fungsi hati/liver dan gula
darah.
6.
Rujukan
Bila mengalami gangguan dan masalah hendaknya diatasi
sedini mungkin melalui pola rujukan. Rujukan yang diperlukan oleh lansia
meliputi :
a)
Rujukan medis: Merujuk masalah dan gangguan penyakit medis (sakit
pencernaan, pernafasan, pendengaran) ke rumah sakit.
b)
Rujukan nun medis: Merujuk masalah atau gangguan non medis ke panti sosial,
tempat pertemuan keluarga dan sebagainya.
2.4
Macam-Macam Olahraga Atau Latihan Bagi
Lansia
2.4.1
Olahraga atau Latihan Fisik yang Baik Bagi Lansia
Beberapa contoh
olahraga atau latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia untuk meningkatkan
dan memelihara kebugaran, kesegaran, dan kelenturan fisiknya adalah sebagai
berikut :
A.
Pekerjaan Rumah dan Berkebun
Kegiatan ini dapat meberikan
suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga kesegaran jasmani. Akan tetapi
harus dikerjakan secara tepat agar nafas sedikit lebih cepat, denyut jantung
lebih cepat, dan otot menjadi lelah. Dengan demikian tubuh kita akan
mengeluarkan keringat.
B.
Berjalan-jalan
Berjalan-jalan sangat baik
untuk meregangkan otot-otot kaki dan bila jalannya makin lama makin cepat akan
bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika melangkah dengan panjang dan
mengayunkan lengan 10-20 kali, maka dapat melenturkan tubuh. Joging atau
berlari-lari kecil bagi lansia juga sering dilakukan walaupun sebenarnya lebih
baik berjalan cepat.
C.
Jalan cepat
Jalan cepat berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran
jasmani, latihan ini termasuk cara yang aman bagi lansia. Selain itu, biayanya
murah dan menyenangkan, mudah, serta berguna apabila dilakukan dengan benar.
Jalan yang cepat berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan
zat asam (O2) ,berarti memperbaiki fungsi jantung, paru-paru, peredaran
darah, dan lain-lain. Bagi lansia yang mengidap penyakit sebaiknya
konsultasikan dulu dengan dokter.
Jalan dapat dilakukan di mana
saja terutama di luar rumah. Akan lebih baik bila dilakukan di lapangan rumput
dan menggunakan sepatu olahraga yang lentur dengan alas yang tebal dan lunak,
menggunakan kaos kaki, pakaian yang ringan dan tidak ketat. Hindari jalan di
tempat keras terutama bagi mereka yang berat badannya berlebihan.
Jalan cepat dapat dilakukan sendiri atau
bersama-sama. Posisi yang dianjurkan adalah pandangan lurus ke depan, bernafas
normal melalui hidung atau mulut, kepala dan badan lemas serta tegak, tangan
digenggam ringan, kaki mendapat di tumit atau pertengahan telapak kaki, langkah
tidak terlalu besar, serta ujung kaki mengarah ke depan.
Jalan cepat dilakukan dengan frekuesi 3-5
kali seminggu, lama latihan 15-30 menit dan dilakukan tidak kurang dari 2 jam
setelah makan. Apabila nafas mulai susah atau dada terasa sakit maka latihan
harus dihentikan.
Berikut merupakan beberapa hal
yang perlu diperhatikan secara medis, yakni :
a.
Latihan dimulai dengan dosis berjejang (naik perlahan-lahan)
b.
Lakukan secara teratur dan tidak terlalu berat
c.
Didahului dengan senam ringan dan jalan ringan serta regangan otot
d.
Tidak boleh berhenti mendadak tetatpi harus perlahan-lahan
e.
Bila merasa tak enak badan, jangan jogging, demikian juga kalau sakit atau
tidur kurang dari 4 jam
f.
Minum banyak air putih yang banyak
g.
Perhatikan kontradiksi latihan seperti: adanya penyakit infeksi, hipertensi
lebih dari 180 mmHg untuk sistolik dan 120 mmHg untuk diastolik, serta
berpenyakit berat dan dilarang dokter
D.
Renang
Berenang memiliki banyak
manfaat untuk kesehatan. Dengan berenang seluruh tubuh bergerak, kelompok
otot-otot besar akan digunakan seperti otot perut, otot lengan, pinggul, pantat
dan paha. Berenang (di tempat dan kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan
dan keamanan), termasuk sebagai olahraga aerobik yang akan membuat paru-paru
sehat, sendi lebih lentur terutama di bagian leher, bahu dan pinggul, karena bagian-bagian
tubuh tersebut digerakkan. Renang biasanya baik untuk orang-orang yang
nmenderita penyakit lemah otot atau kekakuan sendi juga dapat melancarkan
peredaran darah asalkan dilakukan secara teratur. Selain itu, renang juga baik
untuk mereka yang kelebihan berat badan, hamil, orang lanjut usia atau mereka
yang menderita arthritis. Karena, ketika berenang seluruh berat badan ditahan
air (mengapung); sehingga, sendi-sendi tubuh tak terlalu berat menopang badan.
Dengan renang akan terlatih menggunakan pernapasan secara efisien. Dengan
renang, tubuh akan membakar sekurang-kurangnya 275 kalori/jam, setara dengan
bersepeda dan jalan-cepat. Meski kalori yang terbakar tak sebanyak dengan lari
atau tenis misalnya, karena renang itu menyenangkan, bisa-jadi akan dilakukan
lebih lama, sehingga, kalori yang dibakar bisa lebih banyak.
Jika melakukan pelatihan
renang, mulailah dengan melakukan pemanasan dan peregangan terlebih dahulu,
agar tubuh siap-gerak. Pemanasan akan membuat suhu tubuh dan detak jantung
meningkat perlahan-lahan. Lakukan pemanasan dengan berjalan-jalan sekitar kolam
renang selama 10 menit, lalu regangkan sedikitnya 15 kali hitungan setiap otot.
Peregangan salah satu upaya menghindari kram. Lakukan pemanasan dan peregangan
selama 5-10 menit, lalu teruskan dengan berenang selama 20-40 menit tanpa
henti. Jika memulai berenang sebagai program kebugaran, lakukanlah bertahap.
Jangan langsung berenang selama 30 menit tanpa jeda, misalnya. Mulailah dengan
satu putaran menyeberangi kolam, lalu istirahatlah selama 30 detik. Setelah
beberapa minggu, latihan bisa ditingkatkan. Sebaiknya, berganti-ganti gaya renang
supaya semua otot terlatih. Kemudian akhiri dengan pendinginan, yaitu renang
perlahan-lahan selama 5 menit.
Berenang selama 3-5 kali
seminggu serupa manfaat olahraga aerobik yang dapat membantu meningkatkan
kesehatan jantung dan paru-paru.
E.
Bersepeda
Bersepeda baik bagi penderita artritis, karena tidak
menyetuh lantai yag akan menyebabkan sakit pada sendi-sendinya. Bersepeda baik
untuk meningkatkan peregangan dan daya tahan, tetapi tidak menambah kelenturan
pada derajat yang lebih tinggi. Bentuk-bentuk lain yang dapat dilakukan adalah
tenis meja dan tenis. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan sesuai kemampuan
dan harus disertai latihan aerobik.
F.
Senam
Manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam
jangka waktu yang cukup adalah sebagai berikut :
1)
Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik
2)
Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak
3)
Membentuk sikap dan gerak
4)
Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia
5)
Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan,
ketahanan, keluwesan, dan kecepatan)
6)
Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian, kepercayaan diri,
kesiapan diri, dan kesanggupan bekerja sama
7)
Memberikan rangsangan bagi syaraf-syaraf yang lemah, khususnya bagi lansia
8)
Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat.
2.4.2
Olahraga atau Aktivitas Fisik yang Tidak Baik bagi Lansia
Olahraga bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan tubuh, namun tidak semua olahraga baik dilakukan oleh lansia. Ada
beberapa macam gerakan yang dianggap membahayakan saat berolahraga.
Gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut :
A.
Sit-up dengan kaki lurus
Cara-cara sit-up yang dilakukan dengan kaki lurus dan
lutut dipegang dapat menyebabkan masalah pada punggung. Oleh karena itu sit-up
cara klasik ini menyebabkan otot liopsoas atau fleksor pada punggung (otot yang
melekat pada kolumna vertebralis dan femur) menanggung semua beban. Otot ini
merupakan otot terkuat di daerah perut. Jika fleksor punggung ini digunakan,
maka pinggul terangkat ke depan dan otot-otot kecil pada punggung akan
berkontraksi, sehingga punggung kita akan melengkung. Jadi latihan seperti ini
akan menyebabkan pemendekan otot punggung bagian bawah dan paha. Akhirnya akan
menyebabkan pinggul terangkat ke atas secara permanen dan lengkung lordosis
menjadi lebih banyak, sehingga menimbulkan masalah pada pinggang. Tetapi bila
kita membengkokkan lutut pada waktu latihan sit-up, otot-otot fleksor panggung
tidak bergerak. Dengan cara demikian, semua badan bertumpu pada otot perut dan
kecil kemungkinan terjadinya trauma pada pinggang bagian bawah.
B.
Meraih ibu jari kaki
Latihan-latihan ini selain tidak dapat mencapai tujuan,
yaitu mengecilkan perut, juga kurang baik karena dapat menyebabkan cidera.
Gerakan ini akan menyebabkan lutut menjadi hiperekstensi. Sebagai
konsekusensinya, tekanan yang cukup berat akan menimpa vertebra lumbalis yang
akhirnya menyebabkan keluhan-keluhan pada punggung bagian bawah. Terkadang hal
ini dapat menyebabkan gangguan pada diskus intervertrebalis.
C.
Mengangkat kaki
Mengangkat kaki pada posisi tidur terlentang sampai kaki
terangkat ± 15 cm dari lantai, kemudian ditahan beberapa saaat selama mungkin.
Latihan ini tidak baik, karena dapat menyebabakan rasa sakit pada punggung
bagian bawah (low back pain) dan
menyebabkan terjadinya lordosis yang dapat menyebabkan gangguan pada punggung. Bahaya
yang ditimbulkan ialah otot-otot perut tidak cukup kuat untuk menahan kaki
setinggi 15 cm dari lantai dalam waktu yang cukup lama dan kaki tidak dapat
menahan punggung bagian bawah. Akibatnya terjadi rotasi pelvis ke depan. Rotasi
ini menyebabkn gangguan dari punggung bagian bawah.
D.
Melengkungkan punggung
Gerakan hiperekstensi ini banyak dilakukan dengan tujuan
merenggangkan otot perut agar otot perut menjadi lebih kuat. Hal ini kurang
benar, karena dengan melengkungkan punggung tidak akan menguatkan otot perut,
melainkan melemahkan persendian tulang punggung.
2.5
Manfaat Aktivitas Fisik Bagi
Lansia
Manfaat yang dapat
diperoleh bagi seorang yang berusia lanjut dengan melakukan aktivitas fisik
atau olahraga adalah sebagai berikut :
1.
Meningkatkan kekuatan otot jantung, memperkecil resiko serangan jantung.
2.
Melancarkan sirkulasi darah
dalam tubuh sehingga menurunkan tekanan darah dan menghindari penyakit tekanan
darah tinggi.
3.
Menurunkan kadar lemak dalam
tubuh sehingga membantu mengurangi berat badan yang berlebih dan terhindar dari
obesitas.
4.
Menguatkan otot-otot tubuh
sehingga otot tubuh menjadi lentur dan terhindar dari penyakit rematik.
5.
Meningkatkan sistem kekebalan
tubuh sehingga terhindar dari penyakit- penyakit yang menyerang kaum lansia.
6.
Mengurangi stres dan ketegangan
pikiran.
7.
Latihan atau olahraga dengan
intensitas sedang dapat memberikan keuntungan bagi para lansia melalui berbagai
hal, antara lain status kardiovaskuler, risiko fraktur, abilitas fungsional dan
proses mental.
8.
Latihan menahan beban (weight
bearing exercise) yang intensif misalnya berjalan, adalah yang paling aman,
murah dan paling mudah serta sangat bermanfaat bagi sebagian besar lansia.
2.6
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan Latihan Fisik
Dalam melakukan aktivitas latihan fisik, ada beberapa hal
yang sering luput dari pandangan kita. Berikut ini
adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan latihan fisik :
1.
Komponen-komponen kesegaran
jasmani yang dilatih meliputi ketahanan kardiopulmonal, kelenturan, kekuatan
otot, komposisi tubuh, keseimbangan dan kelincahan gerak.
2.
Selalu memerhatikan keselamatan
/ menghindari cedera.
3.
Latihan dilakukan secara
teratur dan tidak terlalu berat sesuai dengan kemampuan.
4.
Latihan dalam bentuk permainan
ringan sangat dianjurkan.
5.
Latihan dilakukan dengan dosis
berjenjang atau dosis dinaikkan sedikit demi sedikit.
6.
Hindari kompetisi dalam bentuk
apapun.
Bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, perlu
melaksanakan olahraga secara rutin untuk
mempertahankan kebugaran jasmani dan memelihara serta mempertahankan kesehatan
di hari tua. Salah satu komponen kebugaran jasmani yang dapat dilatih adalah
kelenturan ( flexibility ) yang
merupakan kemampuan untuk menggerakkan otot dan sendi pada seluruh daerah
pergerakannya. Kurang gerak dapat menimbulkan kelesuan dan menurunkan kualitas
fisik yang berdampak seseorang akan lebih sering / mudah terserang penyakit. Untuk
itu latihan fisik secara teratur perludilaksanakan.
2.7
Pengaruh Musik dalam Mengiringi Latihan Fisik
Musik sebagai iringan dalam olah raga merupakan upaya untuk
memberikan relaksasi dengan mendengar musik saat bergerak menjadi sangat ringan
dan semangat menjalani semua gerakan. Selain itu juga ada fungsi destraksi
mengingat otak manusia yang dapat
memberikan gambaran ilusi sesuai yang di inginkan manusia, sehingga musik yang
lembut dapat memberikan ketenangan, apalagi jika di arahkan tentang bayangan seperti aliran air, sungai, gunung
atau laut maka otak manusia menjadi lebih rileks karena sesui dalam bayangan
tersebut dapat membayangkan sedang berjalan – jalan di tempat di mana bayangan
di ciptakan.
Dalam ilmu fisika pengaruh musik berhubungan dengan gelombang
di alam semesta antara lain :
1. Mengantarkan gelombang otak manusia dalam keadaan biasa
adalah Beta (β) menjadi gelombang Alfa (α) sehingga manusia menjadi lebih
tenang santai dan rileks.
2. Manusia menjadi rileks, dalam dunia keperawatan sering disebut
mencegah sakit/ mengatasi penyakit tanpa obat yaitu dengan relaksasi dan
destraksi.
Lebih tepatnya memberdayakan system hormonal dalam tubuh
manusia sendiri untuk mengeluarkanya, sehingga berfungsi sebagai pertahanan tubuh
yang kuat dan dapat menghambat penyakit untuk lebih cepat berkembang.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Proses penuaan tentunya
berdampak berdampak pada aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, dan kesehatan.
Akibat menurunnya berbagai fungsi organ tubuh dapat menimbulkan berbagai
permasalahan khusus pada lansia. Dengan melakukan upaya preventif, permasalahan
khusus tersebut dapat diminimalisir, salah satunya dengan melakukan kegiatan
aktivitas fisik atau olahraga.
Olahraga atau latihan fisik
yang dapat dilakukan oleh lansia untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran,
kesegaran, dan kelenturan fisik, namun tidak semua olahraga baik dilakukan oleh
lansia, karena ada beberapa macam gerakan yang dianggap membahayakan saat
berolahraga.
Dengan melakukan latihan fisik
atau olahraga akan memberikan manfaat bagi kesehatan. Secara keseluruhan
manfaat kesegaran jasmani bagi kelompok lansia, yaitu dapat meringankan biaya
pemeliharaan kesehatan, meningkatkan produktivitas, serta mengangkat derajat
dan martabat lansia.
3.2
Saran
Dengan melakukan kegiatan fisik
atau olahraga bagi lansia tentunya akan memberikan manfaat khususnya bagi
kesehatan. Kegiatan olahraga dapat memberikan dampak positif apabila dilakukan
secara teratur. Bagi lansia yang mengidap penyakit sebaiknya konsultasikan dulu
dengan dokter, serta perlu untuk memperhatikan kontradiksi latihan yang
dilakukan seperti : adanya penyakit infeksi, Hipertensi maupun Hipotensi.
Sedangkan untuk instruktur
Senam Lansia, sebaiknya mulai meningkatkan pengetahuannya dan lebih memperhatikan
kondisi maupun keadaan para Lansia. Misalnya : mengetahui latihan / hal-hal
yang tidak baik diberikan kepada para Lansia, sehingga itu dapat meminimalisir
hal-hal yang tidak kita inginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmojo, R.
boedhi. 2004. Buku Ajar Geriatric, Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut, Edisi 3. Jakarta : FKUI
Depkes RI.
2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan. Depkes :Jakarta
Maryam, R. Siti dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika
Stanlley,
Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC
Nugroho,
Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi ke-3. Jakarta :
EGC
Pamungkasiwi,
Endang dkk. 2006. Pengaruh Suplementasi Fe dan Zn terhadap Kadar Hemoglobin dan
Kesegaran Jasmani pada Lansia Aneia di Kabupaten Bantul. Volume 2, No.3, Maret
2006:123-129. Jurnal Gizi Klinik
infonya sangat bagus untuk lansia, agar daya tahan tubuhnya tetap terjaga, nah kalo untuk pakaiannya ada tidak ya baju senam crystal khusus lansia?
BalasHapus