Minggu, 07 April 2013

Sistem Kardiovaskularisasi



KADEK SUWARTANA
NIM.C1112043
STIKES BINA USADA BALI








BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung  komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena.
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent( kelalaian). Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi kardiovaskuler  yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.

1.2         Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini agar para pembaca khususnya mahasiswa, tenaga kesehatan dapat memahami secara lebih mengenai anatomi dan fisiologi Sistem Kardiovaskuler. Sehingga mampu  meminimalisir kesalahan dalam tindakan praktik keperawatan yang di sebabkan oleh ketidakpahaman dalam anatomi fisiologi mengenai sistem kardiovaskuler yang sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan klien.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Sistem Kardiovaskuler
Gambar 2.2 :
Sistem kardiovaskuler
 
Gambar 2.1 :
Jantung pusat kardiovaskuler
 
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.                  


2.2         Perkembangan Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam sistem kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang disebut Angioblast. Angioblast ini timbul dari :
a.       Mesoderm   : splanknikus & chorionic
b.      Merengkim : yolk sac dan tali pusat
c.       Dan dapat juga menimbulkan pembuluh darah dan darah
Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung mulai berkembang di splanknikus yaitu antara bagian pericardial dan IEC dan atap katup uning telur sekunder(kardiogenik area). Tabung jantung pasangkan membujur endotel berlapis saluran. Tabung-tabung membentuk untuk menjadi jantung primordial. Jantung tubular bergabung dalam pembuluh darah di dalam embrio yang menghubungkan tangkai, karian dan yolk sac membentuk sistem kardivaskuler purba. Pada janin, proses peredaran darah melalui plasenta.

2.3         Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan darah ke seluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh serta mengangkut zat buangan. Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.
Sistem kardiovaskuler selain berperan dalam mengedarkan darah, sistem kardiovaskuler juga memiliki peranan lainnya. Berikut merupakan fungsi dari sistem kardiovaskuler, yakni :
1.        Sebagai alat transportasi, mengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan sel seperti ; Oksigen, Glukosa, dan yang lainnya, serta membawa bahan sisa seperti Karbondioksida, Urea untuk dibuang.
2.        Sebagai alat pengatur/regulasi yang berperan dalam menyampaikan hormon ke organ target, serta berperan dalam regulasi suhu.
3.        Sebagai proteksi, ikut berperan dalam sistem imunitas tubuh dan pembekuan darah.


2.3.1    Anatomi Jantung
2.3.1.1       Pengertian Jantung :
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang memompa semua darah baik ke seluruh tubuh maupun ke seluruh jaringan yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah  dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke  dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil O2 dan membuang CO2. Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
Jantung berbentuk seperti buah pir / kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks (superior-posterior:C-II) berada dibawah dan basis (anterior-inferior ICS –V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat sekitarnya yaitu :
a.         Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis setinggi kosta III-I.
b.        Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c.         Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta pulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
d.        Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes, vena azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
e.         Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.

Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari jantung  sehingga jantung tidak mudah berpindah.

Factor yang mempengaruhi kedudukan jantung antara lain :
a.         Umur : Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak turun kebawah.
b.        Bentuk rongga dada : Perubahan bentuk tora yang menetap  (TBC) menahun batas jantung  menurun sehingga pada asma toraks melebar dan membulat.
c.         Letak diafragma : Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan mendorong bagian bawah jantung ke atas.
d.        Perubahan posisi tubuh :   Proyeksi jantung normal dipengaruhi oleh posisi tubuh.
2.3.1.2       Lapisan Jantung
1.      Lapisan Luar / Pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang korpus sterni dan rawan iga II - IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa  dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu jantung.

2.      Lapisan Tengah / Miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. Lapisan tengah otot jantung juga tersusun atas beberapa otot. Adapun otot yang menyusunan miokardium yakni :
a.    Otot atria                  : Lapisan ini sangat tipis dan kurang teratur, disusun   oleh dua lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
b.        Otot ventrikuler        :    Lapisan ini membentuk bilik jantung dimulai dari cincin antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
c.         Otot atrioventrikuler     :        Lapisan ini merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium dan ventrikel).

3.      Lapisan Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.

2.3.1.3       Bagian-Bagian Jantung
a.       Basis kordis         :    Bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan sebagian oleh atrium dekstra.
b.      Apeks kordis       :    Bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut tumpul.

2.3.1.4       Ruang Jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut Atrium (serambi), dan dua ruang yang berdinding tebal disebut Ventrikel (bilik).
1.        Atrium
Atrium hanya berfungsi sebagai pompa primer yang meningkatkan efektifitas ventrikel sebagai pompa kira-kira 30%. Atrium dibedakan menjadi dua, yakni :
a.         Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Dari atrium kanan kemudian darah di pompakan ke ventrikel kanan.
b.        Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah dialirkan ke ventrikel kiri.
 Antara kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.

2.      Ventrikel
Ventrikel dibedakan menjadi dua, yakni :
a.         Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan yang kemudian dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis.
b.        Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri kemudian memompakannya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.



2.3.1.5       Katup-Katup Jantung
1.        Katup Atrioventrikuler
       Merupakan katup yang terletak diantara atrium dan ventrikel.. katup antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup disebut katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup disebut katup bikuspidalis atau katup mitral.
       Katup AV memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada waktu diastole ventrikel, serta mencegah aliran balik ke atrium pada saat sistol ventrikel.
2.        Katup Semilunar
       Katup pulmonal, terletak antara arteri pulmonalis dan ventrikel kanan. Katup aorta, terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup semilunar terdiri dari 3 daun katup. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel, dan mencegah aliran balik ke ventrikel sewaktu diastole ventrikel.
3.        Arteri Koroner
       Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi koroner terdiri dari: arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. Arteri koroner bermuara di sebelah atas daun katup aorta yang disebut ”sinus valsava”.

2.3.1.6       Peredaran Darah Jantung
       Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium dekstra yang datang  dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru(pulmo). Antara ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula semilunaris arteri pulmonalis. Vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium sinitra. Aorta (pembuluh darah terbesar) membawa darah dari ventrikel  sinistra dan aorta terdapat sebuah katup valvulasemilunaris aorta. Peredaran darah jantung terdiri dari tiga, yaitu :
1.        Arteri koronaria kanan : berasal dari sinus anterior aorta berjalan kedepan antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-cabangke atrium dekstra dan ventrikel kanan.
2.        Arteri koronaria kiri : lebih besar dari arteri koronaria dekstra
3.        Aliran vena jantung : sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.

2.3.2    Fisiologi Jantung
Fungsi umum otot jantung yaitu :
1.        Bersifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar.
2.        Mengikuti hukum gagal atau tuntas : impuls dilepas mencapai ambang rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal.
3.        Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4.        Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.

2.3.2.1       Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy kimia untuk berkontraksi. Energy terutama berasal dari metabolism asam lemak dalam jumlah yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi terutama laktat dan glukosa. Proses metabolism jantung adalah aerobic yang membutuhkan oksigen.


2.3.2.2       Pengaruh Ion Pada Jantung
1.        Pengaruh Ion Kalium : kelebihan ion kalium pada CES menyebabkan jantung dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.
2.        Pengaruh Ion Kalsium : kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung berkontraksi spastis.
3.        Pengaruh Ion Natrium : menekan fungsi jantung.

2.3.2.3       Elektrofisiologi Sel Otot Jantung
Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan permeabilitas membrane sel. Seluruh proses aktifitas listrik jantung dinamakan potensial aksi yang disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanika, dan termis.  Lima fase aksi potensial yaitu :
1.        Fase Istirahat : Bagian dalam bermuatan negative(polarisasi) dan bagian luar bermuatan positif.
2.        Fase Depolarisasi(cepat) : Disebabkan meningkatnya permeabilitas membrane terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke dalam.
3.        Fase Polarisasi Parsial : Setelah depolarisasi terdapat sedikit perubahan akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan positih dalam sel menjadi berkurang.
4.        Fase Plato(keadaan stabil) : Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil agak lama sesuai masa refraktor absolute miokard.
5.        Fase Repolarisasi(cepat) : Kalsium dan natrium berangsur-angsur tidak mengalir dan permeabilitas terhadap  kalium sangat meningkat.

2.3.2.4       Sistem Konduksi Jantung
Sistem konduksi jantung meliputi :
1.        SA node : Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis.
2.        AV node : Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum atrium dekat muara sinus koronari.
3.        Bundle atrioventrikuler : dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi posterior dan tepi bawah pars membranasea septum interventrikulare.
4.        Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada endokardium menyebar pada kedua ventrikel.

2.3.2.5       Siklus Jantung
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya. Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri.
Siklus jantung termasuk dalam peristiwa mekanik. Berikut merupakan peristiwa mekanik dalam siklus jantung, yakni :
a.         Selama masa diastole (relaksasi), tekanan dalam atrium dan ventrikel sama-sama rendah, tetapi tekanan atrium lebih besar dari tekanan ventrikel.
1.        Atrium secara pasif terus – menerus menerima darah dari vena (vena cava superior dan inferior, vena pulmonar).
2.        Darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui katup A-V yang terbuka.
3.        Tekanan ventrikular mulai meningkat saat ventrikel mengembang untuk menerima darah yang masuk.
4.        Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan dalam pembuluh-pembuluh lebih besar daripada tekanan dalam ventrikel.
5.        Sekitar 70% pengisian ventrikular berlangsung sebelum sistole atrial.
b.        Akhir diastole ventrikular, nodus S-A melepas impuls, atrium berkontraksi dan peningkatan tekanan dalam atrium mendorong tambahan darah sebanyak 30% ke dalam ventrikel.
c.         Sistole ventrikular. Aktivitas listrik menjalar ke ventrikel yang mulai berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan mendorong katup A-V untuk segera menutup.
d.        Ejeksi darah ventrikular ke dalam arteri
1.        Tidak semua darah ventrikular dikeluarkan saat kontraksi. Volume sistolik akhir darah yang tersisa pada akhir sistole adalah sekitar 50 ml.
2.        Isi sekuncup (70 ml) adalah perbedaan volume diastole akhir (120 ml) dan volume sistole akhir (50 ml).
e.         Diastole ventrikular
1.        Ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel menurun tiba-tiba sampai di bawah tekanan aorta dan trunkus pulmonary, sehingga katup semilunar menutup (bunyi jantung kedua).
2.        Adanya peningkatan tekanan aorta singkat akibat penutupan katup semilunar aorta.
3.        Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik karena katup masuk dan katup keluar menutup. Jika tekanan dalam ventrikel menurun tajam dari 100 mmHg samapi mendekati nol, jauh di bawah tekanan atrium, katup A-V membuka dan siklus jantung dimulai kembali (Ethel, 2003: 234-235).

2.3.2.6       Bunyi Jantung
Bunyi jantung secara tradisional digambarkan sebagai lup-dup dan dapat didengar melalui stetoskop. “Lup” mengacu pada saat katup A-V menutup dan “dup” mengacu pada saat katup semilunar menutup.
Bunyi ketiga atau keempat disebabkan vibrasi yang terjadi pada dinding jantung saat darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, dan dapat didengar jika bunyi jantung diperkuat melalui mikrofon.
Murmur adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yang berkaitan dengan turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek pada katup seperti penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke depan, atau katup yang tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah (Ethel, 2003: 235).

2.3.2.7       Frekuensi Jantung
Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 samapi 100 denyut per menit, dengan rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus jantung berlangsung selama 0,8 detik: sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik. Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100 denyut per menit. Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut per menit (Ethel, 2003: 235).

2.3.2.8       Pengaturan Frekuensi Jantung
a.         Impuls eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom.
1.        Pusat refleks kardioakselerator adalah sekelompok neuron dalam medulla oblongata.
§   Efek impuls neuron ini adalah untuk meningkatkan frekuensi jantung. Impuls ini menjalar melalui serabut simpatis dalam saraf jantung menuju jantung.
§   Ujung serabut saraf mensekresi neropineprin, yang meningkatkan frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A, mengurangi waktu hantaran melalui nodus A-V dan sistem Purkinje, dan meningkatkan eksitabilitas keseluruhan jantung.
2.      Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla oblongata.
§   Efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi jantung. Impuls ini menjalar melalui serabut parasimpatis dalam saraf vagus.
§   Ujung serabut saraf mensekresi asetilkolin, yang mengurangi frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A dan memperpanjang waktu hantaran melalui nodus V-A.
3.         Frekuensi jantung dalam kurun waktu tertentu ditentukan melalui keseimbangan impuls akselerator dan inhibitor dari saraf simpatis dan parasimpatis.

b.        Impuls aferen (sensorik) yang menuju pusat kendali jantung berasal dari reseptor, yang terletak di berbagai bagian dalam sistem kardiovaskular.
1.        Presoreseptor dalam arteri karotis dan aorta sensitive terhadap perubahan tekanan darah.
§   Peningkatan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang memperlambat frekuensi jantung.
§   Penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang menstimulasi frekuensi jantung yang menjalar melalui pusat medular.
2.      Proreseptor dalam vena cava sensitif terhadap penurunan tekanan darah. Jika tekanan darah menurun, akan terjadi suatu refleks peningkatan frekuensi jantung untuk mempertahankan tekanan darah.

c.         Pengaruh lain pada frekuensi jantung
1.        Frekuensi jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf kutan, seperti reseptor untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan, atau oleh input emosional dari sistem saraf pusat.
2.        Fungsi jantung normal bergantung pada keseimbangan elektrolit seperti kalsium, kalium, dan natrium yang mempengaruhi frekuensi jantung jika kadarnya meningkat atau berkurang (Ethel, 2003: 235-236).

2.3.2.9       Curah Jantung
A.      Definisi
Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit. Curah jantung terkadang disebut volume jantung per menit. Volumenya kurang lebih 5 L per menit pada laki-laki berukuran rata-rata dan kurang 20 % pada perempuan.
B.       Perhitungan curah jantung
Curah jantung = frekuensi jantung x isi sekuncup

C.       Faktor-faktor utama yang mempengaruhi curah jantung
1.      Aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 L per menit, pada atlit yang sedang berlatih mencapai 35 L per menit. Cadangan jantung adalah kemampuan jantung untuk memperbesar curahnya.
2.      Aliran balik vena ke jantung. Jantung mampu menyesuaikan output dengan input-nya berdasarkan alasan berikut :
a.       Peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir diastolic
b.      Peningkatan volume diastolic akhir, akan mengembangkan serabut miokardial ventrikel
c.       Semakin banyak serabut oto jantung yang mengembang pada permulaan konstraksi (dalam batasan fisiologis), semakin banyak isi ventrikel, sehingga daya konstraksi semakin besar. Hal ini disebut hukum Frank-Starling tentang jantung.
3.      Faktor yang mendukung aliran balik vena dan memperbesar curah jantung
a.       Pompa otot rangka. Vena muskular memiliki katup-katup, yang memungkinkan darah hanya mengalir menuju jantung dan mencegah aliran balik. Konstraksi otot-otot tungkai membantu mendorong darah kea rah jantung melawan gaya gravitasi.
b.      Pernafasan. Selama inspirasi, peningkatan tekanan negative dalam rongga toraks menghisap udara ke dalam paru-paru dan darah vena ke atrium.
c.       Reservoir vena. Di bawah stimulasi saraf simpatis, darah yang tersimpan dalam limpa, hati, dan pembuluh besar, kembali ke jantung saat curah jantung turun.
d.      Gaya gravitasi di area atas jantung membantu aliran balik vena.
4.      Faktor-faktor yang mengurangi aliran balik vena dan mempengaruhi curah jantung :
a.       Perubahan posisi tubuh dari posisi telentang menjadi tegak, memindahkan darah dari sirkulasi pulmonary ke vena-vena tungkai. Peningkatan refleks pada frekuensi jantung dan tekanan darah dapat mengatasi pengurangan aliran balik vena.
b.      Tekanan rendah abnormal pada vena (misalnya, akibat hemoragi dan volume darah rendah) mengakibatkan pengurangan aliran balik vena dan curah jantung.
c.       Tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah aorta dan pulmonary memaksa ventrikel bekerja lebih keras untuk mengeluarkan darah melawan tahanan. Semakin besar tahanan yang harus dihadapi ventrikel yang bverkontraksi, semakin sedikit curah jantungnya.


5.      Pengaruh tambahan pada curah jantung :
a.       Hormone medular adrenal.
Epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin meningkatkan frekuensi jantung dan daya kontraksi sehingga curah jantung meningkat.
b.      Ion.
Konsentrasi kalium, natrium, dan kalsium dalam darah serta cairan interstisial mempengaruhi frekuensi dan curah jantungnya.
c.       Usia dan ukuran tubuh seseorang dapat mempengaruhi curah jantungnya.
d.      Penyakit kardiovaskular.
Beberapa contoh kelainan jantung, yang membuat kerja pompa jantung kurang efektif dan curah jantung berkurang, meliputi :
§   Aterosklerosis, penumpukan plak-plak dalam dinding pembuluh darah koroner, pada akhirnya akan mengakibatkan sumbatan aliran darah.
§   Penyakit jantung iskemik, supali darah ke miokardium tidak mencukupi, biasanya terjadi akibat aterosklerosis pada arteri koroner dan dapat menyebabkan gagal jantung.
§   Infark miokardial (serangan jantung), biasanya terjadi akibat suatu penurunan tiba-tiba pada suplai darah ke miokardium.
§   Penyakit katup jantung akan mengurangi curah darah jantung terutama saat melakukan aktivitas (Ethel, 2003: 236-237).

2.3.3    Anatomi Fisiologi Sistem Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah keseluruh tubuh. Aliran darah dalam tubuh terdiri dari : 1).Aliran darah koroner, 2). Aliran darah portal, 3). Aliran darah pulmonal, 4). Aliran darah sistemik. Pembuluh darah terbagi menjadi tiga, yaitu : 1). Pembuluh darah arteri, 2). Pembuluh darah vena, 3). Pembuluh darah kapiler.

2.3.3.1        Macam – Macam Pembuluh Darah
A.    Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluruh tubuh dan alat tubuh. Pembuluh darah terbesar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Aorta merupakan pembuluh darah arteri terbesar keluar dari jantung bagian ventrikel sinistra melalui aorta asendes membelok kebelakang melalui radiks pulmonalis sinistra, turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma, turun ke abdomen. Adapun ciri-cir dari pembuluh darah arteri adalah sebagai berikut :
1.      Membawa darah bersih (oksigen) kecuali arteri pulmonalis
2.      Mempunyai dinding yang tebal
3.      Mempunyai jaringan yang elastis
4.      Katup hanya pada pemulaan keluar dari jantung
5.      Menunjukkan adanya tempat untuk mendengarkan denyut jantung
6.      Pembuluh darah arteri yang terbesar adalah Aorta ( yang keluar dari ventrikel sinistra) dan arteri pulmonalis (yang keluar dari ventrikel dekstra).
7.      Cabang dari arteri disebut Arteriola yang selanjutnya menjadi kapiler.

B.     Vena
Pembuluh darah vena adalah kebalikan dari arteri yang membawa darah dari alat-alat tubuh kembali ke jantung.  Vena terbesar adalah vena pulmonalis. Pembuluh darah vena yang terdapat dalam tubuh yaitu:
1.      Vena ke jantung, meliputi : Vena cava superior, inferior dan pulmonalis
2.      Vena yang bermuara pada vena cava superior : tepat dibelakang angulus mandibularis yang menyatu dengan vena aurikularis posterior turun melintasi M. sternokleidomastoideus tepat diatas clavikula menembus fasia servikalis profunda dan mencurahkan isinya ke V. Adapun ciri-ciri dari pembuluh darah vena adalah sebagai berikut :
1.        Membawa darah kotor (sisa metabolisme dan CO2), kecuali vena pulmonalis
2.        Mempunyai dinding yg tipis
3.        Jaringannya kurang elastis
4.        Mempunyai katup-katup sepanjang jalan yang mengarah ke jantung
5.        Tidak menunjukkan adanya tempat mendengar denyut jantung.
6.        Pembuluh darah vena yang ukurannya besar adalah vena kava dan vena pulmonalis.
7.        Cabang dari vena disebut venolus/ venula yang selanjutnya menjadi kapiler.

C.     Kapiler
Pembuluh darah kapiler adalah Pembuluh darah yang paling kecil sehingga disebut dengan pembuluh rambut. Pembuluh darah kapiler memiliki diameter 0,008 mm dan terdiri dari sel-sel endotel. Pembuluh darah kapiler terdiri dari : 1). Kapiler arteri, 2). Kapiler vena. Adapun fungsi dari pembuluh darah kapiler, yakni :
1.        Alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena
2.        Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan jaringan
3.        Mengambil hasil-hasil dari kelenjar
4.        Menyerap zat makanan yang terdapat di usus
5.        Menyaring darah yang terdapat di ginjal

2.3.3.2        Lapisan Pembuluh Darah
Semua pembuluh darah terkecuali pembuluh darah kapiler terdiri atas tiga lapisan yaitu :
1.      Tunika intima/ interna, lapisan dalam yang mempunyai lapisan endotel dan berhubungan dgn darah.
2.      Tunika media, lapisan tengah, terdiri dari jaringan otot, sifatnya elastis dan termasuk otot polos.
3.      Tunika adventisia/ eksterna, lapisan luar, terdiri dari jaringan ikat yang berguna menguatkan dinding arteri

2.3.3.3        Perbedaan Pembuluh Arteri dengan Pembuluh Vena

2.3.3.4        Fungsi Sirkulasi
a.       Arteri
Mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, untuk ini arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat krn darah mengalir dengan cepat pada arteri.
b.      Arteriola
Cabang kecil dari arteri. berfungsi sebagai kendali darah yang dikeluarkan ke dalam kapiler. Arteriol mempunyai dinding otot yang kuat, mampu menutup arteriol dan melakukan dilatasi beberapa kali lipat


c.       Kapiler
Untuk pertukaran cairan, zat makanan elektrolit, hormon dan bahan lainnya antara darah dan cairan interstisial.
d.      Venula
Mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap, bergabung menjadi vena yang semakin besar
e.       Vena
Saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung, karena tekanan pada sistem vena sangat rendah.

2.3.4          Darah
Darah adalah Suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah, yang warnanya merah (warna tergantung kadar O2 dan CO2). Adapun karakteristik dari darah, yakni :
1.        Volume darah: 7 – 10% BB (5 Lt pada Dewasa Normal)
2.        Komponen darah: Eritrosit, Leukosit, Trombosit à 40-45% Volume darah; Tersuspensi dalam plasma darah
3.        pH darah : 7,37 – 7,45
4.        Temperature : 38
5.        Viskositas lebih kental dari air dgn BJ 1,041 – 1,067

2.3.4.1        Fungsi Darah
1.        Sebagai alat angkut
2.        Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dgn perantaraan leukosit dan antibodi
3.        Menyebarkan panas ke seluruh tubuh

2.3.4.2        Bagian-Bagian Darah
1.        Plasma darah (cairan darah)
2.        Sel-sel darah, meliputi : Eritrosit (Sel Darah Merah), Leukosit (Sel Darah Putih), dan Trombosit (Sel Pembekuan Darah).
A.      ERITROSIT
Berbentuk cakram bikonkaf, tidak berinti, dalam 1 mm3 terdapat 5 juta buah sel darah merah. Membrannya sangat tipis sehingga sangat mudah dilewati gas seperti O2 dan CO2. Eritrosit Tersusun terutama oleh Hemoglobin (95%).
Produksi Eritrosit (Eritropoesis): di sumsum tulang dan memerlukan besi, Vit B12, asam folat, piridoksin (B6). Dipengaruhi oleh O2 dalam Jaringan Masa hidup: 120 hari. Eritrosit  tua dihancurkan di sistem Retikuloendotelial (hati dan Limpa). Pemecahan Hb menghasilakan Bilirubin dan Besi. Besi berikatan dengan Protein (Transferin) dan diolah kembali menjadi Hb baru. Fungsi eritrosit adalah Transport O2, Sistem Buffer (Berikatan dengan Ion H).

B.       LEUKOSIT
Berfungsi untuk melindungi tubuh dari invasi bakteri atau benda asing. Mempunyai inti, Ukurannya besar dan kemampuannya mengikat warna. Dalam 1 mm3 terdapat 6000 – 9000 sel . Dalam Leukosit terdapat 5 jenis, yakni :
1.         Neutrofil
Neutrofil mempunyai banyak lobus dihubungkan filamen tipis material inti dinamakan leukosit Polimorfonuklear (PMN), granula berwarna ungu pucat Neutrofil muncul pada 1 jam pertama awitan reaksi peradangan dan berumur pendek (Infeksi Akut).
2.      Basofil
Basofil adalah leukosit granula berwarna biru, menyerap pewarna yang bersifat basa


3.      Eosinofil
Eosinofil adalah leukosit Granula berwarna merah terang, menyerap pewarna yang bersifat asam (eosin).
4.      Limfosit
Limposit B dan T dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe. Limfosit T fungsinya membunuh sel secara langsung dengan mengeluarkan limfokin, sedangkan Limfosit B berfungsi menghasilkan antibodi.
5.      Monosit
Monosit diproduksi sumsum tulang, merupakan Leukosit terbesar dan berumur panjang (Infeksi kronis) sehingga dapat berubah menjadi histiosit jaringan seperti : sel kuffer di hati, makrofag peritoneal, makrofag alveolar dll.

C.     TROMBOSIT
Diproduksi oleh sumsum tulang menjadi megakariosit, tergantung adanya trombopoetin. Berukuran 2 – 4 um, bentuk tidak teratur, tidak punya inti, jumlahnya selalu berubah sekitar 150.000 – 450.000 per mm3 darah. Berperan untuk mengontrol perdarahan.


BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Dari hasil pemaparan tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :
1.         Kardiovaskuler terdiri dari dua kata yaitu jantung dan pembuluh darah dan terdapat tiga komponen yaitu  salah satunya adalah hemoglobin dalam darah yang juga berperan dalam sistem sirkulasi.
2.         Jantung telah aktif dalam masa janin ketika berusia 3 bulan dalam kandungan dengan proses sirkulasi melalui plasenta.
3.         Anatomi fisiologi system kardiovaskuler sangat penting di pelajari karena perlu adanya pengetahuan dalam menyelesaikan berbagai problematika kesehatan terkait system kardiovaskuler.

3.2    Saran
Dari pemaparan diatas, penulis memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan maupun ilmu alam lainnya penting sekali memahai anatomi sistem kardiovaskuler secara tepat agar terhindar dari kelalaian baik itu dirumah sakit maupun di alam yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktifitas positif untuk memberikan kesehatan terhadap jantung sebagai pusat kehidupan.



DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin,H.2002. Anatomi fisiologi berbasis kompetensi untuk keperawatan dan kebidanan. Jakarta:Penerbi EKG
Syaifuddin,Haji.2006. Anatomi fisiologis mahasiswa keperawatan. Jakarta Penerbit:EKG
Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta Penerbit: Salemba Medika.
Muttaqin,Arif.2009. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler. . Jakarta. Penerbit: Salemba Medika
Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 2. Jakarta: EGC. 2002