BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tubuh manusia terdiri dari beberapa system organ yang
membentuk system kerjanya masing-masing. Ada beberapa system dalam tubuh
manusia yang sangat penting peranannya, antara lain : Sistem Perkemihan, Sistem
Integumen/Kulit, Sistem Pernapasan, Sistem Endokrin, Sistem Ekskresi, Sistem
Termoregulasi, Sistem Osmoregulasi, Sistem Sirkulasi Darah, Sistem Reproduksi,
dan Sistem Saraf. Dalam makalah ini hal yang lebih di deskripsikan yakni
mengenai Sistem Integumen.
Dalam dunia farmasi, kulit merupakan salah satu hal yang
penting untuk dipelajari, karena banyak hubungan antara anatomi kulit dengan
bidang-bidang kesehatan. Dengan mempelajari anatomi kulit, kita dapat
membedakan obat yang bekerja di oral, dalam, dan luar (topical), serta membantu
pekerjaan dalam bidang forensik dalam mengidentifikasi manusia dengan manusia
yang lain, karena pada kulit manusia terdapat susunan DNA yang berbeda antara
satu manusia dengan yang lainnya.
1.2
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam kepada
pembaca mengenai Sistem Integumen.
1.3
Metode
Penulisan
Metode
penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode pustaka dan
studi literature, yaitu dengan mencari dan mengumpulkan informasi penting dari
berbagai sumber dan website atau situs- situs internet yang terkait.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Gambaran
Umum
Seluruh tubuh
manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem
integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini
terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan
reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan
eksternal).
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi
seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya.
Luas kulit pada manusia rata-rata 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika
ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 %
dari berat badan seseorang.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai
macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus
menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati),
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra
violet matahari.
Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah
tubuh sangat berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan
tuntutan-tuntutan faali yang berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti
halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian
lainnya merupakan pencerminan penyesuaiannya kepad fungsinya masing - masing.
Kulit di daerah – daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya
dengan lapisan bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta banyaknya andeksa
yang ada di dalam lapisan kulitnya.
Pada permukaan kulit terlihat adanya alur-alur atau
garis-garis halus yang membentuk pola yang berbeda di berbagai daerah tubuh
serta bersifat khas bagi setiap orang, seperti yang ada pada jari-jari tangan, telapak
tangan dan telapak kaki atau dikenal dengan pola sidik jari (dermatoglifi).
2.2
Fisiologis Lapisan Integumen
Sistem
Integumen terdiri dari beberapa bagian, yakni :
2.2.1
EPIDERMIS
Epidermis sering
kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit
manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda :
400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan
75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut).
Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan, yakni :
1. Melanosit,
yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.
Melanosit (sel pigmen) terdapat di
bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai
respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang
melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel
khusus epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen melanin yang
mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya.
Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna
gelap pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu) mengandung pigmen ini
dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan
bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga
akan memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan bila terjadi inflamasi
atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dan demikian
akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar
matahari yang berbahaya.
2. Sel
Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada
sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam
imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh
epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang
masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin
bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan
neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis
, yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit
melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel
Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak sel
Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker.
3. Sel
Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
4. Keratinosit,
yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai berikut:
a. Stratum
Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang
dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah
menjadi keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan
retikulernya lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.
b. Stratum
Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang
homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum
terdiri dari protein eleidin.
c. Stratum
Granulosum, terdiri atas 2-4 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang
mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif
terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.
d. Stratum
Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada
lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian
mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spina dan terlihat saling berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril
sebagai intercellular bridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan
filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas
(kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel
spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan
seperti telapak kaki.
e.
Stratum Basal/Germinativum,
merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, tersusun dari selapis sel-sel
pigmen basal , berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin. Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.
2.2.2 DERMIS
Dermis atau
cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama dari
dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan
kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung
pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung.
Dermis
terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare
dan stratum reticular.
1. Stratum
Papiler
Stratum papilare merupakan bagian
utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini
didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh
(ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di
bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat
menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan
ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf ,
kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam
hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi
protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan).
Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh
limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit.
2. Stratum Retikulare
Stratum retikularemerupakan bagian
yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat
tak teratur (terutama kolagen tipe I)
2.2.3 RAMBUT
DAN KULIT
Kulit
manusia mempunyai ketebalan yang bervariasi, muIai dari 0,5 mm sampai 5 mm,
dengan luas permukaan sekitar 2 m² dan berat sekitar 4 kg. Kulit dalam bahasa
Latin dinamakan cutis dan di bagian bawahnya terdapat lapis an bemama subcutis.Jika
kulit dicubit dan diangkat, kulit itu terasa longgar terhadap lapisan subcutis
di bawahnya. Lapisan subcutis ini sering menjadi temp at untuk
suntikan obat tertentu. Lapisan kulit sendiri terdiri dari dermis di
sebelah dalam dan lapisan epidermis di sebelah luar.
Dokter ahli penyakit kulit
disebut dermatolog. Lapisan paling luar dibentuk oleh zat tanduk (keratin)
pada lapisan cornium yang dibentuk oleh sel kulit yang sudah tua.
Pada orang tertentu bagian kulit ini memberi gambaran seperti sisik tipis.
Lapisan ini akan terlepas pada saat digosok waktu mandi dan lapisan di bawahnya
akan mengisi lapisan yang lepas. Lapisan paling dalam dari epidermis dinamakan
lapisan basal atau stratum germinativum. Disini ditemukan sel-sel yang
membelah diri dan membentuk sel kulit baru yang selanjutnya bergeser ke lapisan
lebih atas sehingga suatu saat menjadi lapisan cornium. Pigmen melanin
yang memberi wama pada kulit terdapat di lapisan ini. Untuk mencapai
lapisan paling atas, sel-sel ini membutuhkan waktu sekitar 5-6 minggu. Dengan demikian,
setiap 4-5 minggu manusia sebenamya
mengalami pergantian kulit.ltu berarti
juga bahwa obat jamur yang dimakan, yang akan melekat pada lapisan basal barn
akan membunuh semua jamur setelah sekitar 5 minggu, sesudah lapisan itu menjadi
lapisan corneum. Berikut adalah
penjelasan tentang kulit berkaitan dengan struktur, derivat, dan rambut :
·
Kulit Tebal dan Kulit Tipis
Kulit
tebal, distribusinya terutama pada telapak tangan, dan pada umumnya daerah ini
tidak berambut. Lapisan epidermisnya sangat tebal tebal, terutama stratum
korneum. Kulit tebal, apabila dilihat dengan kaca pembesar tampak lekukan dan
penonjolan dengan pola khas membentuk cap jari/sidik jari yang akan menetap
seumur hidup dan dapat untuk menentukan identitas seseorang.
Kulit
tipis, distribusinya pada lapisan tubuh yang dibungkus kulit kecuali kulit
telapak. Kulit tipis pada umumnya berambut dan epidermisnya tipis. Kulit paling
tipis terdapat pada kelopak mata yang ketebalannya kurang dari 0.5 mm dan kulit
paling tebal terletak pada punggung dan bahu yang ketebalannya lebih dari 5 mm.
Pada bagian extensor lebih tebal daripada fleksor. Kulit ini mempunyai kelompok
sudorifera, folikel rambut dan kelenjar sebasea. Penonjolan dan lekukan tidak
seperti pada kulit tebal. Lapisan epidermis dari kulit tipis lebih tipis
dibanding kulit tebal, dengan stratum basale yang sama tebalnya dengan kulit
tebal, stratum spinosum lebih tipis, lapisan granulosum tidak jelas membentuk
lapisan kontinyu, terdiri dari selapis sel-sel dan granula keratohialin, stratum
lusidum tidak ada dan stratum korneum relatif tipis. Lapisan dermis pada kulit
tipis tidak mengikuti permukaan kulit, relatif datar dan stratum papillare yang
teratur. Serabut elastis pada dermis di stratum papilare membentuk anyaman
sangat halus dibawah epitel dan pada stratum retikulare kasar dan tidak teratur
di antara sel kolagen di sekitar folikel rambut dan kelenjar sudorifera. Jumlah
serabut elastis tidak begitu banyak tapi lebih berperan dalam menentukan
elastisitas kulit.
·
Derivat-Derivat Kulit
Derivat
kulit atau disebut Skin Appendages/adnexa kulit merupakan struktur tambahan
kulit. Derivat kulit berasal dari epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera,
kelompok sebasea, rambut dan folikel rambut serta kuku. Nama lainnya appendages
kulit / adneksa kulit / struktur tambahan kulit.
Menurut
cara pengeluaran hasil sekresinya kelenjar kulit dibagi dalam kelenjar
merokrin, apokrin, holokrin. Kelenjar keringat tipe merokrin didapatkan pada
hampir seluruh permukaan kulit terutama pada telapak tangan dan kaki. Kelenjar
keringat tipe apokrin didapatkan pada aksila dan areola mamma dan kelenjar tipe
holokrin pada ternak.
a)
Kelenjar Sudorifera
Kelenjar
Sudorifera merupakan kelenjar tubulus sederhana berselubung-selubung yang
terletak pada bagian dalam dermis. Kelenjar sudorifera ini terutama terdapat
pada kulit tebal (telapak tangan kurang lebih 3000/mm), terdiri dari bagian sekretorikdan
bagian exretorik.
Bagian
sekretorik merupakan bagian yang letaknya langsung dibawah dermis dalam
jaringan subkutan, bentuk bergulung-gulung dan berkelok-kelok terdiri atas
sel-sel kollumner selapis, susunan tak teratur. Disini inti relatif kecil,
sitoplasma berisi pigmen dan vakuola, lumen lebih besar dibanding tebal
dinding. Pada kelenjar kecil epitel langsung menempel pada membrana basalis,
sedangkan pada kelenjar yang besar di luar epitel ada mioepitel kemudian
menempel membrana basalis. Sel mioepitel berbentuk fusiform seperti sel otot
berasal dari ektoderm berjalan spiral / longitudinal. Sel ini dapat
berkontraksi untuk pengeluaran keringat.
Bagian
exkretorik berperan dalam mengalirkan keringat. Tubulus berjalan agak spiral
pada dermis kemudian melalui ujung interpapillary pegs menuju ke epidermis.
Dindingnya, pada dermis terdiri dari 2 lapis sel kuboid yang tercat lebih
gelap, sedangkan pada epidermis terdiri dari sel-sel epidermis yang tersusun
konsentris. Lumen exkretorik lebih kecil dari lumen sekretorik. Kelenjar
keringat tidak di dapatkan pada dasar kuku, preputium penis dan glans penis.
b)
Kelenjar Sebasea (lemak)
Kelenjar
sebasea terdapat pada seluruh permukaan tubuh, kecuali telapak tangan dan kaki.
Kelenjar sebasea ini hampir selalu berhubungan dengan folikel rambut kecuali
pada papila mama, labila minora, bibir, sudut mulut dan kelenjar meiboom. Pada
kulit hidung lebih banyak kelenjar
sebasea dari folikel rambut. Bentuknya alveoler sederhana atau bercabang,
tipe holokrin. Sel-selnya terdiri dari
beberapa lapis sel diatas membrana basalis dan diluarnya diliputi jaringan ikat
halus.
Sekresi
dari kelenjar ini disebut sebum yang pembentukannya diawali dari proliferasi
sel-sel basal, pendorongan sel-sel hasil poliferasi kearah lumen, akumulasi
tetesan-tetesan lemak dalam sitoplasma, sehingga sel-sel membesar, nekrosis
sel-sel yang jauh dari basal : inti piknotik atau hilang. Beberapa sel
mengandung keratohialin. Kearah bagian leher kelenjar (saluran keluarnya),
sel-sel kelenjar hancur, membentuk sekret sebum. Sebum terdiri dari lemak,
butir-butir keratohialin, keratin dan sisa-sisa sel. Fungsi sebum untuk
meminyaki rambut dan permukaan kulit. Untuk setiap lembar rambut terdapat
sebuah kelenjar sebasea yang sekretnya akan melumasi rambut dan membuat rambut
menjadi lunak, serta lentur. Kelenjar sebasea banyak terdapat di wajah, dada,
dan punggung. Testosteron meningkatkan ukuran kelenjar sebasea dan pembentukan
sebum. Kadar testosteron meningkat pada pria dan wanita selama pubertas.
c)
Rambut dan folikel rambut
Rambut
terdiri dari :
-
Batang :
diatas permukaan kulit
-
Akar :
bagian rambut di dalam kulit
Folikel rambut merupakan jaringan yang
meliputi akar rambut. Pertumbuhan rambut dimulai pada bulan ke 3 masa janin.
Mula-mula epidermis mengalami invasi ke dermis. Pertumbuhan rambut pertama kali
terjadi pada daerah : alis, dagu, bibir atas selanjutnya diikuti bagian lain
yang akan di tutup kulit tipis. Invasi epidermis ini akan menjadi folikel
rambut yang nantinya akan tumbuh menjadi rambut.
Pada bulan ke 5 sampai ke 6 janin mempunyai rambut yang sangat halus yang
disebut Lanugo. Sebelum lahir Lanugo rontok, kecuali pada daerah : alis,
kelopak mata dan kulit kepala. Beberapa bulan setelah lahir, rambut-rambut ini
rontok, diganti yang lebih kasar yang disebut vellus. Pada masa puber : tumbuh
rambut di sekitas axila dan pubes. Pada pria juga tumbuh kumis, jenggot, dan
lain-lain.
Rambut kasar terdapat pada : kepala,
alis dan tumbuh pada masa puber, disebut sebagai “Terminal Hairs”.
·
Keratin Rambut
Ada 2 macam keratin
rambut, yaitu :
1) Keratin
Lunak : terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu pada
bagian Medula rambut. Secara Histologis : terlihat perubahan sel-sel epidermis
: mula-mula sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-sel jernih
(Str. Lusidum), dan selanjutnya sel-sel mengalami keratinisasi kemudian
desquamasi.
2) Keratin
keras : terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut. Pembentukannya tidak
melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi perubahannya terjadi
perlahan-lahan dari sel-sel epidermis yang tetap hidup, menjadi keratin.
Keratin keras bersifat keras, tidak mengalami desquamasi dan lebih banyak
mengandung sullfur.
·
Struktur
1) Struktur Rambut
Rambut terdiri dari :
medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri
dari keratin keras.
Medula : Merupakan bagian tengah rambut, terdiri
dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel
kadang-kadang terdapat udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.
Kortex : Merupakan bagian terbesar dari rambut,
terdiri dari sel-sel berbentuk runcing, yang mengalami keratinisasi dan banyak
mengandung pigmen.
Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel
pipih/gepeng yang mengalami keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis
tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-sel yang sebagian
mengalami keratinisasi.
2) Struktur
Folikel Rambut
Folikel
rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis. Pada dasarnya folikel rambut
bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang terdiri dari : jaringan
ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf.
Bagian
luar papila diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal matri, dan ujung
folikel rambut tampak membesar. Sel-sel germinal matrik (puncak papila)
berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus.
-
Bagian sentral Germinal Matrik (puncak
papila) membentuk bagian medula rambut dan kortex.
-
Bagian perifer membentuk selubung akar
rambut :
Ø Selubung
akar dalam
Ø Selubung
akar luar
Selubung akar dalam
hanya pada bagian bawah folikel terdiri dari 3 lapisan :
1. Kutikula,
merupakan lapisan dalam, dekat kutikula dari kortek rambut dan terdiri dari
sel-sel pipih.
2. Lapisan
Husley, merupakan lapisan tengah.
3. Lapisan
Henle, yaitu lapisan luar, terdiri dari 1 lapis sel yang seluruhnya mengalami
keratinisasi.
Sel-sel
selubung akar dalam mempunyai keratohialin yang bersifat asidofil dan disebut
granula trichohyalin, yang dengan H.E. tampak kemerahan.
Selubung akar luar
terletak pada dasar folikel, lanjutan dari Germinal Matrix, hanya terdiri dari
1 lapis sel-sel sesuai stratum basale epidermis. Lebih ke atas, sel-sel terdiri
dari beberapa lapis, sesuai lapisan epidermis.
Selubung Jaringan Ikat merupakan dermis
yang langsung berhubungan / menyelubungi folikel rambut. Dipisahkan dari
selubung akar luar oleh membran basales.
Musculus Erector Pili merupakan
otot polos yang melekat pada pertengahan selubung jaringan ikat, ujung lainnya
berakhir pada stratum papillare dermis, dengan arah miring ke atas. Kontraksi
otot ini menyebabkan : rambut berdiri tegak, kulit melekuk, dan sekret kelenjar
sebasea keluar. Inervasinya berasal dari serabut saraf simpatis.
·
Warna rambut
Warna rambut tergantung
kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila sedikit / kurang tampak putih.
Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu (uban). Rambut coklat atau
hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada matrix folikel
rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong ke
atas.
·
Vaskularisasi Kulit
Aliran
darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri membentuk
anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan
subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan ke
dalam. Fungsi vaskularisasi yang ke dalam ini adalah untuk memelihara jaringan
lemak dan folikel rambut. Cabang yang menembus stratum reticulare, memberi
cabang ke : folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
Pada
perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk anyaman ke 2 yang disebut
Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang lebih kecil. Arteriole-arteriole
dari retesubpapillare berjalan ke arah epidermis dan berubah menjadi anyaman
kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah
epidermis, sekitar matrik folikel rambut, papila folikel rambut, sekitar
kelenjar keringat dan sebasea. Selain itu di bagian superfisial di stratum
retikulare terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksus papilaris.
Pada keadaan
temperatur udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di stratum
papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperatur tubuh tidak banyak yang
hilang. Bila udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler
dan venulae dilatasi penguapan keringat.
2.2.4
HIPODERMIS atau LAPISAN
SUBKUTAN
Jaringan
Subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini
terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit
dan struktur internal seperti otot dan tulang. Banyak mengandung pembuluh
darah, pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat dan
dasar dari folikel rambut. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan
kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh (Holbrook,1991). Lemak atau gajih akan
bertumpuk dan tersebar menurut jenis kelamin seseorang, dan secara parsial
menyebabkan perbedaan bentuk tubuh laki-laki dengan perempuan. Makan yang
berlebihan akan meningkatkan penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan subkutan
dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu
tubuh. Tidak seperti epidermis dan dermis, batas dermis dengan lapisan ini
tidak jelas.
Pada
bagian yang banyak bergerak jaringan hipodermis kurang, pada bagian yan
melapisi otot atau tulang mengandung anyaman serabut yang kuat. Pada area
tertentu yng berfungsi sebagai bantalan (payudara dan tumit) terdapat lapisan
sel-sel lemak yang tipis. Distribusi lemak pada lapisan ini banyak berperan
dalam pembentukan bentuk tubuh terutama pada wanita.
2.3
Fungsi Sistem Integumen
Kulit memiliki banyak fungsi, yang
berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan
menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
1. Fungsi
Proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap
tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:
·
Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi
(gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin
merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu
bata di permukaan kulit.
·
Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari
permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari
lingkungan luar tubuh melalui
kulit.
·
Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah
kulit dan rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi
membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan
ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang
mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
·
Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke
sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar
matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi
gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
·
Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun
yang protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan
antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis
mikroba yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans.
2. Fungsi
Absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi
bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan
tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen,
karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi
respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton,
CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut
lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh
tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran
kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang
melalui muara kelenjar.
3. Fungsi
Ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan
dua kelenjar eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat :
-
Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar
yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai
sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi
menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke
permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida,
kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan
bakteri, melumasi dan memproteksi keratin.
-
Kelenjar Keringat
Walaupun
stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara
menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan
mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya
lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan
sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik
hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua jenis kelenjar
keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
Kelenjar
keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif
pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas.
Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan
hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi
dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin
melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.
Kelenjar keringat merokrin (ekrin)
terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air,
elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0
– 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur
permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing
dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin,
sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.
4. Fungsi
Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf
sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh
badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh
badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di
papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang
terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini
di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah
yang erotik.
5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat
dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh
akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah
(vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada
saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan
mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran
panas oleh tubuh.
6.
Fungsi pembentukan Vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan
mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar
ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan
menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon
yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal
ke dalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri,
namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian
vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula
mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan
otot-otot di bawah kulit.
2.4
Macam-Macam Penyakit Sistem
Integumen
1. Luka Bakar
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh
panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan
jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001). Klasifikasi
luka bakar meliputi tingkat I: Hanya mengenai epidermis,
tingkat II:
dibagi menjadi superfisial dan dalam, tingkat III:
Mengenai seluhur tebal kulit, tidakada lagi sisa elemen epitelial.
2. Acne
Acne
adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel
pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista
pada tempat predileksinya. Acne merupakan gangguan dari suatu kelenjar yang
dinamakan kelenjar talg yang terutama terdapat di kulit muka dan juga punggung
dan dada.
3. Scabies
Scabies
adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei yang termasuk filum arthropoda, kelas arachnida,
ordo ackarima, superfamili sarcoptes. Sarcoptes
scabiei yang lain seperti pada kambing dan babi. Terdapat tanda dan gejala
(4 tanda kardinal) yaitu Pruritus nokturna, menyerang manusia secara kelompok,
terowongan pada tempat predileksi (garis lurus atau berkelok kurang lebih 1cm,
putih keabu-abuan, diujungnya terdapat papul atau vesikel) dan ditemukan
tungau. (Dasar diagnosis 2 dari 4 tanda kardinal).
4. Ketombe (Dandruff)
Ketombe adalah kelainan kulit
kepala, dimana terjadi perubahan pada sel stratum korneum epidermis dengan
ditemukannya hiperproliferasi, lipid interseluler dan intraseluler yang
berlebihan, serta parakeratosis yang menimbulkan skuama halus, kering,
berlapis-lapis, sering mengelupas sendiri, serta rasa gatal.2,3,4 (Ervianti,
2006).Ketombe biasanya dianggap sebagai bentuk ringan dari dermatitis
seboroika, ditandai dengan skuama yang berwarna putih kekuningan. Brahmono
mendefinisikan ketombe sebagai kelainan kulit kepala beramut (scalp)
yang ditandai dengan skuama abu-abu keperakan berjumlah banyak, kadang disertai
rasa gatal, walaupun tidak ada atau hanya sedikit disertai tanda
radang.(Brahmono, 2002) Kulit kepala berambut tempat skuama tersebut menjadi
mudah rontok, berbau, dan rasa gatal yang sangat hebat pada kulit kepala. (Adhi
Djuanda, 2002).
5. Infeksi
Jamur Pada Kuku (Onikomikosis)
Penyakit kulit yang disebabkan
infeksi jamur atau dermatomikosis merupakan penyakit yang sering dijmpai
terutama di Negara tropis karena udara yang lembab dan panas sepanjang tahun
sangat cocok bagi berkembangnya penyakit jamur khususnya mikosis superfisialis.
salah satu bentu dematomikosis adalah onikomikosis yaitu infeksi jamur pada
kuku. Zaias menyatakan onikomikosis adalah satu kelainan kuku yang disebabkan
oleh oleh infeksi jamur dermatofita, ragr (yeast) dan kapang (moulds). penyakit
tersebut bersifat menahun dan sangat resisten terhadap pengobatan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Seluruh tubuh
manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem
integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini
terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan
reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan
eksternal).
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi
seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya.
Luas kulit pada manusia rata-rata 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika
ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 %
dari berat badan seseorang.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai
macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus
menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati),
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra
violet matahari.
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit
ari), dermis (kulit jangat atau korium) dan lapisan subkutan serta
vaskularisasi kulit. Kulit juga memiliki beberapa fungsi, diataranya : 1). Pelindung atau proteksi, 2). Penerima
rangsang, 3). Pengatur panas atau thermoregulasi, 4). Pengeluaran (ekskresi),
5). Penyimpanan, 6). Penyerapan
terbatas, 7). Penunjang penampilan.
3.2
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Heather
Brannon, MD. 2007. “Skin Anatomy”
http://dermatology.about.com/cs/skinanatomy/a/anatomy.html
(9 Mei 2010, 19.20)
Bardia
Amirlak, MD. 2008. “Skin Anatomy”
http://emedicine.medscape.com/article/1294744-overview ( 10 Mei 2010, 15.11)
”Anatomi
dan Fisiologi Kulit”
http://cupu.web.id/anatomi-dan-fisiologi-kulit/
( 9 Mei 2010, 19.15)
”Anatomi
Fisiologi Kulit”
http://crayonpedia.org ( 10 Mei 2010,
15.00)