KADEK SUWARTANA
NIM.C1112043
STIKES BINA USADA BALI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu
cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti
pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari
jantung komponen darah dan pembuluh
darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu
sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit.
Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu
jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian
kembali ke jantung melalui venula dan vena.
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal
sirkulasi darah digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida,
makanan, dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan
kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor
perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem
kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita
perlu memahami anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita
mampu memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler
tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent( kelalaian). Oleh
karena itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi
kardiovaskuler yang berfungsi langsung
dalam mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses
kehidupan.
1.2
Maksud
dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini agar para pembaca
khususnya mahasiswa, tenaga kesehatan dapat memahami secara lebih mengenai
anatomi dan fisiologi Sistem Kardiovaskuler. Sehingga mampu meminimalisir kesalahan dalam tindakan
praktik keperawatan yang di sebabkan oleh ketidakpahaman dalam anatomi
fisiologi mengenai sistem kardiovaskuler yang sangat berpengaruh besar terhadap
kehidupan klien.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Sistem Kardiovaskuler
|
|
2.2
Perkembangan Sistem Kardiovaskuler
Sistem
kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam sistem
kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang disebut Angioblast.
Angioblast ini timbul dari :
a. Mesoderm : splanknikus & chorionic
b. Merengkim : yolk sac dan tali pusat
c.
Dan dapat juga menimbulkan pembuluh
darah dan darah
Dalam
awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung mulai berkembang
di splanknikus yaitu antara bagian pericardial dan IEC dan atap katup uning
telur sekunder(kardiogenik area). Tabung jantung pasangkan membujur endotel
berlapis saluran. Tabung-tabung membentuk untuk menjadi jantung primordial.
Jantung tubular bergabung dalam pembuluh darah di dalam embrio yang
menghubungkan tangkai, karian dan yolk sac membentuk sistem kardivaskuler
purba. Pada janin, proses peredaran darah melalui plasenta.
2.3
Anatomi Fisiologi Sistem
Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem yang
secara umum berperan mengedarkan darah ke seluruh tubuh, sekaligus membawa
oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh serta mengangkut zat buangan.
Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah
yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh
jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.
Sistem kardiovaskuler selain berperan dalam
mengedarkan darah, sistem kardiovaskuler juga memiliki peranan lainnya. Berikut
merupakan fungsi dari sistem kardiovaskuler, yakni :
1.
Sebagai
alat transportasi, mengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan sel seperti ;
Oksigen, Glukosa, dan yang lainnya, serta membawa bahan sisa seperti
Karbondioksida, Urea untuk dibuang.
2.
Sebagai
alat pengatur/regulasi yang berperan dalam menyampaikan hormon ke organ target,
serta berperan dalam regulasi suhu.
3.
Sebagai
proteksi, ikut berperan dalam sistem imunitas tubuh dan pembekuan darah.
2.3.1 Anatomi Jantung
2.3.1.1 Pengertian Jantung :
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang
memompa semua darah baik ke seluruh tubuh maupun ke seluruh jaringan yang terletak
di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang
sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah
dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah
hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan
masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah menyediakan
oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil metabolisme
(karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan mengumpulkan
darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil
O2 dan membuang CO2. Jantung kemudian mengumpulkan darah
yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
Jantung
berbentuk seperti buah pir / kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks
(superior-posterior:C-II) berada dibawah dan basis (anterior-inferior ICS –V)
berada di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh
balik atas dan bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem
kardiovaskuler terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri
yang terlindung oleh costae tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui
denyutan jantung, kita dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya.
Berat pada orang dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat
sekitarnya yaitu :
a.
Dinding depan berhubungan dengan
sternum dan kartilago kostalis setinggi kosta III-I.
b.
Samping berhubungan dengan paru dan
fasies mediastilais.
c.
Atas setinggi torakal IV dan servikal
II berhubungan dengan aorta pulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
d.
Belakang alat-alat mediastinum
posterior, esophagus, aorta desendes, vena azigos, dan kolumna vetebrata
torakalis.
e.
Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Jantung
difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat. Penyokong jantung
utama adalah paru yang menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari
bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah.
Factor yang mempengaruhi kedudukan jantung antara lain :
a.
Umur : Pada usia lanjut, alat-alat dalam
rongga toraks termasuk jantung agak turun kebawah.
b.
Bentuk rongga dada : Perubahan bentuk
tora yang menetap (TBC) menahun batas
jantung menurun sehingga pada asma
toraks melebar dan membulat.
c.
Letak diafragma : Jika terjadi
penekanan diafragma keatas akan mendorong bagian bawah jantung ke atas.
d.
Perubahan posisi tubuh : Proyeksi jantung normal dipengaruhi oleh
posisi tubuh.
2.3.1.2
Lapisan Jantung
1.
Lapisan Luar / Pericardium
Berfungsi sebagai pelindung
jantung atau merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak di mediastinum
minus dan di belakang korpus sterni dan rawan iga II - IV yang terdiri dari 2
lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan
parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai
pelicin untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu jantung.
2.
Lapisan Tengah / Miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima
darah dari arteri koronaria. Lapisan tengah otot jantung juga tersusun atas
beberapa otot. Adapun otot yang menyusunan miokardium yakni :
a. Otot atria :
Lapisan ini sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan. Lapisan dalam mencakup
serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
b.
Otot ventrikuler : Lapisan
ini membentuk bilik jantung dimulai dari cincin antrioventikuler sampai ke
apeks jantung.
c.
Otot atrioventrikuler : Lapisan
ini merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium dan ventrikel).
3.
Lapisan Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi
oleh membrane yang mengilat yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput
lendir endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.
2.3.1.3
Bagian-Bagian Jantung
a.
Basis kordis : Bagian jantung
sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh darah besar dan dibnetuk oleh
atrium sinistra dan sebagian oleh atrium dekstra.
b.
Apeks kordis : Bagian bawah jantung
berbentuk puncak kerucut tumpul.
2.3.1.4
Ruang Jantung
Jantung
terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut Atrium (serambi), dan dua ruang yang berdinding
tebal disebut Ventrikel (bilik).
1.
Atrium
Atrium hanya berfungsi sebagai
pompa primer yang meningkatkan efektifitas ventrikel sebagai pompa kira-kira
30%. Atrium dibedakan menjadi dua, yakni :
a.
Atrium kanan berfungsi sebagai
penampungan darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut
mengalir melalui vena kava superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius
yang berasal dari jantung sendiri. Dari atrium kanan kemudian darah di pompakan
ke ventrikel kanan.
b.
Atrium kiri menerima darah yang kaya
akan oksigen dari paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah dialirkan
ke ventrikel kiri.
Antara kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang
disebut septum atrium.
2. Ventrikel
Ventrikel
dibedakan menjadi dua, yakni :
a.
Ventrikel kanan, menerima darah dari
atrium kanan yang kemudian dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis.
b.
Ventrikel kiri, menerima darah dari
atrium kiri kemudian memompakannya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum
ventrikel.
2.3.1.5 Katup-Katup
Jantung
1.
Katup Atrioventrikuler
Merupakan katup yang terletak diantara
atrium dan ventrikel.. katup antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai
tiga buah daun katup disebut katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak
diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup disebut
katup bikuspidalis atau katup mitral.
Katup AV memungkinkan darah mengalir dari
masing-masing atrium ke ventrikel pada waktu diastole ventrikel, serta mencegah
aliran balik ke atrium pada saat sistol ventrikel.
2.
Katup Semilunar
Katup pulmonal, terletak antara arteri
pulmonalis dan ventrikel kanan. Katup aorta, terletak antara ventrikel kiri dan
aorta. Kedua katup semilunar terdiri dari 3 daun katup. Adanya katup semilunar
memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis
atau aorta selama sistol ventrikel, dan mencegah aliran balik ke ventrikel
sewaktu diastole ventrikel.
3.
Arteri Koroner
Arteri koroner adalah cabang pertama dari
sirkulasi sistemik. Sirkulasi koroner terdiri dari: arteri koroner kanan dan
arteri koroner kiri. Arteri koroner bermuara di sebelah atas daun katup aorta
yang disebut ”sinus valsava”.
2.3.1.6 Peredaran
Darah Jantung
Vena kava superior dan vena kava inferior
mengalirkan darah ke atrium dekstra yang datang
dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel
dekstra masuk ke paru-paru(pulmo). Antara ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis
terdapat katup vlavula semilunaris arteri pulmonalis. Vena pulmonalis membawa
darah dari paru-paru masuk ke atrium sinitra. Aorta (pembuluh darah terbesar)
membawa darah dari ventrikel sinistra
dan aorta terdapat sebuah katup valvulasemilunaris aorta. Peredaran darah jantung
terdiri dari tiga, yaitu :
1.
Arteri koronaria kanan : berasal dari
sinus anterior aorta berjalan kedepan antara trunkus pulmonalis dan aurikula
memberikan cabang-cabangke atrium dekstra dan ventrikel kanan.
2.
Arteri koronaria kiri : lebih besar
dari arteri koronaria dekstra
3.
Aliran vena jantung : sebagian darah
dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus koronarius yang
terletak dibagian belakang sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari
vena.
2.3.2
Fisiologi Jantung
Fungsi umum otot jantung yaitu :
1.
Bersifat ritmisitas/otomatis: secara
potensial berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar.
2.
Mengikuti hukum gagal atau tuntas :
impuls dilepas mencapai ambang rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan
berkontraksi maksimal.
3.
Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4.
Kekuatan kontraksi dipengaruhi
panjang awal otot.
2.3.2.1
Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka, otot
jantung juga menggunakan energy kimia untuk berkontraksi. Energy terutama
berasal dari metabolism asam lemak dalam jumlah yang lebih kecil dari metabolisme
zat gizi terutama laktat dan glukosa. Proses metabolism jantung adalah aerobic
yang membutuhkan oksigen.
2.3.2.2
Pengaruh Ion Pada Jantung
1.
Pengaruh Ion Kalium : kelebihan ion
kalium pada CES menyebabkan jantung dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.
2.
Pengaruh Ion Kalsium : kelebihan ion
kalsium menyebabkan jantung berkontraksi spastis.
3.
Pengaruh Ion Natrium : menekan fungsi
jantung.
2.3.2.3
Elektrofisiologi Sel Otot Jantung
Aktifitas
listrik jantung merupakan akibat perubahan permeabilitas membrane sel. Seluruh
proses aktifitas listrik jantung dinamakan potensial aksi yang disebabkan oleh
rangsangan listrik, kimia, mekanika, dan termis. Lima fase aksi potensial yaitu :
1.
Fase Istirahat : Bagian dalam
bermuatan negative(polarisasi) dan bagian luar bermuatan positif.
2.
Fase Depolarisasi(cepat) : Disebabkan
meningkatnya permeabilitas membrane terhadap natrium sehingga natrium mengalir
dari luar ke dalam.
3.
Fase Polarisasi Parsial : Setelah
depolarisasi terdapat sedikit perubahan akibat masuknya kalsium ke dalam sel,
sehingga muatan positih dalam sel menjadi berkurang.
4.
Fase Plato(keadaan stabil) : Fase
depolarisasi diikiuti keadaan stabil agak lama sesuai masa refraktor absolute
miokard.
5.
Fase Repolarisasi(cepat) : Kalsium
dan natrium berangsur-angsur tidak mengalir dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.
2.3.2.4
Sistem Konduksi Jantung
Sistem konduksi jantung meliputi :
1.
SA node : Tumpukan jaringan
neuromuscular yang kecil berada di dalam dinding atrium kanan di ujung Krista
terminalis.
2.
AV node : Susunannya sama dengan SA
node berada di dalam septum atrium dekat muara sinus koronari.
3.
Bundle atrioventrikuler : dari bundle
AV berjalan ke arah depan pada tepi posterior dan tepi bawah pars membranasea
septum interventrikulare.
4.
Serabut penghubung
terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada endokardium menyebar pada kedua
ventrikel.
2.3.2.5
Siklus Jantung
Siklus
jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi
(diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya. Kontraksi
jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan
pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran
darah yang melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri.
Siklus
jantung termasuk dalam peristiwa mekanik. Berikut merupakan peristiwa mekanik
dalam siklus jantung, yakni :
a.
Selama masa diastole (relaksasi),
tekanan dalam atrium dan ventrikel sama-sama rendah, tetapi tekanan atrium
lebih besar dari tekanan ventrikel.
1.
Atrium secara pasif terus – menerus
menerima darah dari vena (vena cava superior dan inferior, vena pulmonar).
2.
Darah mengalir dari atrium menuju
ventrikel melalui katup A-V yang terbuka.
3.
Tekanan ventrikular mulai meningkat
saat ventrikel mengembang untuk menerima darah yang masuk.
4.
Katup semilunar aorta dan pulmonar
menutup karena tekanan dalam pembuluh-pembuluh lebih besar daripada tekanan
dalam ventrikel.
5.
Sekitar 70% pengisian ventrikular
berlangsung sebelum sistole atrial.
b.
Akhir diastole ventrikular, nodus S-A
melepas impuls, atrium berkontraksi dan peningkatan tekanan dalam atrium
mendorong tambahan darah sebanyak 30% ke dalam ventrikel.
c.
Sistole ventrikular. Aktivitas
listrik menjalar ke ventrikel yang mulai berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel
meningkat dengan cepat dan mendorong katup A-V untuk segera menutup.
d.
Ejeksi darah ventrikular ke dalam
arteri
1.
Tidak semua darah ventrikular
dikeluarkan saat kontraksi. Volume sistolik akhir darah yang tersisa pada akhir
sistole adalah sekitar 50 ml.
2.
Isi sekuncup (70 ml) adalah perbedaan
volume diastole akhir (120 ml) dan volume sistole akhir (50 ml).
e.
Diastole ventrikular
1.
Ventrikel berepolarisasi dan berhenti
berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel menurun tiba-tiba sampai di bawah tekanan
aorta dan trunkus pulmonary, sehingga katup semilunar menutup (bunyi jantung
kedua).
2.
Adanya peningkatan tekanan aorta
singkat akibat penutupan katup semilunar aorta.
3.
Ventrikel kembali menjadi rongga
tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik karena katup masuk dan katup
keluar menutup. Jika tekanan dalam ventrikel menurun tajam dari 100 mmHg samapi
mendekati nol, jauh di bawah tekanan atrium, katup A-V membuka dan siklus
jantung dimulai kembali (Ethel, 2003: 234-235).
2.3.2.6
Bunyi Jantung
Bunyi
jantung secara tradisional digambarkan sebagai lup-dup dan dapat didengar
melalui stetoskop. “Lup” mengacu pada saat katup A-V menutup dan “dup” mengacu
pada saat katup semilunar menutup.
Bunyi
ketiga atau keempat disebabkan vibrasi yang terjadi pada dinding jantung saat
darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, dan dapat didengar jika bunyi
jantung diperkuat melalui mikrofon.
Murmur
adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yang berkaitan
dengan turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek pada katup
seperti penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke depan, atau
katup yang tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah (Ethel, 2003:
235).
2.3.2.7
Frekuensi Jantung
Frekuensi
jantung normal berkisar antara 60 samapi 100 denyut per menit, dengan rata-rata
denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus jantung berlangsung
selama 0,8 detik: sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik. Takikardia adalah
peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100 denyut per menit. Bradikardia
ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut per menit (Ethel,
2003: 235).
2.3.2.8
Pengaturan Frekuensi Jantung
a.
Impuls eferen menjalar ke jantung
melalui saraf simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom.
1.
Pusat refleks kardioakselerator
adalah sekelompok neuron dalam medulla oblongata.
§
Efek impuls neuron ini adalah untuk
meningkatkan frekuensi jantung. Impuls ini menjalar melalui serabut simpatis
dalam saraf jantung menuju jantung.
§
Ujung serabut saraf mensekresi
neropineprin, yang meningkatkan frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A,
mengurangi waktu hantaran melalui nodus A-V dan sistem Purkinje, dan
meningkatkan eksitabilitas keseluruhan jantung.
2.
Pusat refleks kardioinhibitor juga
terdapat dalam medulla oblongata.
§
Efek impuls dari neuron ini adalah
untuk mengurangi frekuensi jantung. Impuls ini menjalar melalui serabut
parasimpatis dalam saraf vagus.
§
Ujung serabut saraf mensekresi
asetilkolin, yang mengurangi frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A dan
memperpanjang waktu hantaran melalui nodus V-A.
3.
Frekuensi jantung dalam kurun waktu tertentu
ditentukan melalui keseimbangan impuls akselerator dan inhibitor dari saraf
simpatis dan parasimpatis.
b.
Impuls aferen (sensorik) yang menuju
pusat kendali jantung berasal dari reseptor, yang terletak di berbagai bagian
dalam sistem kardiovaskular.
1.
Presoreseptor dalam arteri karotis
dan aorta sensitive terhadap perubahan tekanan darah.
§
Peningkatan tekanan darah akan
mengakibatkan suatu refleks yang memperlambat frekuensi jantung.
§
Penurunan tekanan darah akan
mengakibatkan suatu refleks yang menstimulasi frekuensi jantung yang menjalar
melalui pusat medular.
2.
Proreseptor dalam vena cava sensitif
terhadap penurunan tekanan darah. Jika tekanan darah menurun, akan terjadi
suatu refleks peningkatan frekuensi jantung untuk mempertahankan tekanan darah.
c.
Pengaruh lain pada frekuensi jantung
1.
Frekuensi jantung dipengaruhi oleh
stimulasi pada hampir semua saraf kutan, seperti reseptor untuk nyeri, panas,
dingin, dan sentuhan, atau oleh input emosional dari sistem saraf pusat.
2.
Fungsi jantung normal bergantung pada
keseimbangan elektrolit seperti kalsium, kalium, dan natrium yang mempengaruhi
frekuensi jantung jika kadarnya meningkat atau berkurang (Ethel, 2003:
235-236).
2.3.2.9
Curah Jantung
A.
Definisi
Curah jantung adalah volume darah
yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit. Curah jantung terkadang disebut
volume jantung per menit. Volumenya kurang lebih 5 L per menit pada laki-laki
berukuran rata-rata dan kurang 20 % pada perempuan.
B.
Perhitungan curah jantung
Curah jantung = frekuensi jantung x isi sekuncup
|
|
C.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi
curah jantung
1.
Aktivitas berat memperbesar curah
jantung sampai 25 L per menit, pada atlit yang sedang berlatih mencapai 35 L
per menit. Cadangan jantung adalah kemampuan jantung untuk memperbesar
curahnya.
2.
Aliran balik vena ke jantung. Jantung
mampu menyesuaikan output dengan input-nya berdasarkan alasan berikut :
a.
Peningkatan aliran balik vena akan
meningkatkan volume akhir diastolic
b.
Peningkatan volume diastolic akhir,
akan mengembangkan serabut miokardial ventrikel
c.
Semakin banyak serabut oto jantung
yang mengembang pada permulaan konstraksi (dalam batasan fisiologis), semakin
banyak isi ventrikel, sehingga daya konstraksi semakin besar. Hal ini disebut
hukum Frank-Starling tentang jantung.
3.
Faktor yang mendukung aliran balik
vena dan memperbesar curah jantung
a.
Pompa otot rangka. Vena muskular
memiliki katup-katup, yang memungkinkan darah hanya mengalir menuju jantung dan
mencegah aliran balik. Konstraksi otot-otot tungkai membantu mendorong darah
kea rah jantung melawan gaya gravitasi.
b.
Pernafasan. Selama inspirasi,
peningkatan tekanan negative dalam rongga toraks menghisap udara ke dalam
paru-paru dan darah vena ke atrium.
c.
Reservoir vena. Di bawah stimulasi
saraf simpatis, darah yang tersimpan dalam limpa, hati, dan pembuluh besar,
kembali ke jantung saat curah jantung turun.
d.
Gaya gravitasi di area atas jantung
membantu aliran balik vena.
4.
Faktor-faktor yang mengurangi aliran
balik vena dan mempengaruhi curah jantung :
a.
Perubahan posisi tubuh dari posisi
telentang menjadi tegak, memindahkan darah dari sirkulasi pulmonary ke
vena-vena tungkai. Peningkatan refleks pada frekuensi jantung dan tekanan darah
dapat mengatasi pengurangan aliran balik vena.
b.
Tekanan rendah abnormal pada vena
(misalnya, akibat hemoragi dan volume darah rendah) mengakibatkan pengurangan
aliran balik vena dan curah jantung.
c.
Tekanan darah tinggi. Peningkatan
tekanan darah aorta dan pulmonary memaksa ventrikel bekerja lebih keras untuk
mengeluarkan darah melawan tahanan. Semakin besar tahanan yang harus dihadapi
ventrikel yang bverkontraksi, semakin sedikit curah jantungnya.
5.
Pengaruh tambahan pada curah jantung
:
a.
Hormone medular adrenal.
Epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin meningkatkan frekuensi jantung dan daya kontraksi sehingga curah
jantung meningkat.
b.
Ion.
Konsentrasi kalium, natrium, dan
kalsium dalam darah serta cairan interstisial mempengaruhi frekuensi dan curah
jantungnya.
c.
Usia dan ukuran tubuh seseorang dapat
mempengaruhi curah jantungnya.
d.
Penyakit kardiovaskular.
Beberapa contoh kelainan jantung,
yang membuat kerja pompa jantung kurang efektif dan curah jantung berkurang,
meliputi :
§
Aterosklerosis, penumpukan plak-plak
dalam dinding pembuluh darah koroner, pada akhirnya akan mengakibatkan sumbatan
aliran darah.
§
Penyakit jantung iskemik, supali
darah ke miokardium tidak mencukupi, biasanya terjadi akibat aterosklerosis
pada arteri koroner dan dapat menyebabkan gagal jantung.
§
Infark miokardial (serangan jantung),
biasanya terjadi akibat suatu penurunan tiba-tiba pada suplai darah ke
miokardium.
§
Penyakit katup jantung akan
mengurangi curah darah jantung terutama saat melakukan aktivitas (Ethel, 2003:
236-237).
2.3.3
Anatomi Fisiologi Sistem Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah prasarana
jalan bagi aliran darah keseluruh tubuh. Aliran darah dalam tubuh terdiri dari
: 1).Aliran darah koroner, 2). Aliran darah portal, 3). Aliran darah pulmonal,
4). Aliran darah sistemik. Pembuluh darah terbagi menjadi tiga, yaitu : 1).
Pembuluh darah arteri, 2). Pembuluh darah vena, 3). Pembuluh darah kapiler.
2.3.3.1
Macam – Macam Pembuluh Darah
A.
Arteri
Arteri
merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluruh
tubuh dan alat tubuh. Pembuluh darah terbesar yang keluar dari ventrikel
sinistra disebut aorta. Aorta merupakan pembuluh darah arteri terbesar keluar
dari jantung bagian ventrikel sinistra melalui aorta asendes membelok
kebelakang melalui radiks pulmonalis sinistra, turun sepanjang kolumna
vertebralis menembus diafragma, turun ke abdomen. Adapun ciri-cir dari pembuluh
darah arteri adalah sebagai berikut :
1.
Membawa darah bersih (oksigen)
kecuali arteri pulmonalis
2.
Mempunyai dinding yang tebal
3.
Mempunyai jaringan yang elastis
4.
Katup hanya pada pemulaan keluar dari
jantung
5.
Menunjukkan adanya tempat untuk
mendengarkan denyut jantung
6.
Pembuluh darah arteri yang terbesar
adalah Aorta ( yang keluar dari ventrikel sinistra) dan arteri pulmonalis (yang
keluar dari ventrikel dekstra).
7.
Cabang dari arteri disebut Arteriola
yang selanjutnya menjadi kapiler.
B.
Vena
Pembuluh darah vena adalah
kebalikan dari arteri yang membawa darah dari alat-alat tubuh kembali ke jantung. Vena terbesar adalah vena pulmonalis.
Pembuluh darah vena yang terdapat dalam tubuh yaitu:
1.
Vena ke jantung, meliputi : Vena cava
superior, inferior dan pulmonalis
2.
Vena yang bermuara pada vena cava
superior : tepat dibelakang angulus mandibularis yang menyatu dengan vena
aurikularis posterior turun melintasi M. sternokleidomastoideus tepat diatas
clavikula menembus fasia servikalis profunda dan mencurahkan isinya ke V.
Adapun ciri-ciri dari pembuluh darah vena adalah sebagai berikut :
1.
Membawa darah kotor (sisa metabolisme
dan CO2), kecuali vena pulmonalis
2.
Mempunyai dinding yg tipis
3.
Jaringannya kurang elastis
4.
Mempunyai katup-katup sepanjang jalan
yang mengarah ke jantung
5.
Tidak menunjukkan adanya tempat
mendengar denyut jantung.
6.
Pembuluh darah vena yang ukurannya
besar adalah vena kava dan vena pulmonalis.
7.
Cabang dari vena disebut venolus/
venula yang selanjutnya menjadi kapiler.
C.
Kapiler
Pembuluh darah kapiler adalah Pembuluh
darah yang paling kecil sehingga disebut dengan pembuluh rambut. Pembuluh darah
kapiler memiliki diameter 0,008 mm dan terdiri dari sel-sel endotel. Pembuluh
darah kapiler terdiri dari : 1). Kapiler arteri, 2). Kapiler vena. Adapun
fungsi dari pembuluh darah kapiler, yakni :
1.
Alat penghubung antara pembuluh darah
arteri dan vena
2.
Tempat terjadinya pertukaran zat-zat
antara darah dan cairan jaringan
3.
Mengambil hasil-hasil dari kelenjar
4.
Menyerap zat makanan yang terdapat di
usus
5.
Menyaring darah yang terdapat di
ginjal
2.3.3.2
Lapisan Pembuluh Darah
Semua pembuluh darah terkecuali pembuluh
darah kapiler terdiri atas tiga lapisan yaitu :
1.
Tunika intima/ interna, lapisan dalam
yang mempunyai lapisan endotel dan berhubungan dgn darah.
2.
Tunika media, lapisan tengah, terdiri
dari jaringan otot, sifatnya elastis dan termasuk otot polos.
3.
Tunika adventisia/ eksterna, lapisan
luar, terdiri dari jaringan ikat yang berguna menguatkan dinding arteri
2.3.3.3
Perbedaan
Pembuluh Arteri dengan Pembuluh Vena
2.3.3.4
Fungsi Sirkulasi
a.
Arteri
Mentranspor darah di bawah tekanan
tinggi ke jaringan, untuk ini arteri mempunyai dinding yang tebal dan kuat krn
darah mengalir dengan cepat pada arteri.
b.
Arteriola
Cabang kecil dari arteri.
berfungsi sebagai kendali darah yang dikeluarkan ke dalam kapiler. Arteriol
mempunyai dinding otot yang kuat, mampu menutup arteriol dan melakukan dilatasi
beberapa kali lipat
c.
Kapiler
Untuk pertukaran cairan, zat
makanan elektrolit, hormon dan bahan lainnya antara darah dan cairan
interstisial.
d.
Venula
Mengumpulkan darah dari kapiler
secara bertahap, bergabung menjadi vena yang semakin besar
e.
Vena
Saluran penampung dan pengangkut
darah dari jaringan kembali ke jantung, karena tekanan pada sistem vena sangat
rendah.
2.3.4
Darah
Darah adalah Suatu jaringan tubuh
yang terdapat di dalam pembuluh darah, yang warnanya merah (warna tergantung
kadar O2 dan CO2). Adapun karakteristik dari darah, yakni
:
1.
Volume darah: 7 – 10% BB (5 Lt pada
Dewasa Normal)
2.
Komponen darah: Eritrosit, Leukosit,
Trombosit à 40-45% Volume darah; Tersuspensi dalam plasma darah
3.
pH darah : 7,37 – 7,45
4.
Temperature : 38
5.
Viskositas lebih kental dari air dgn
BJ 1,041 – 1,067
2.3.4.1
Fungsi Darah
1.
Sebagai alat angkut
2.
Sebagai pertahanan tubuh terhadap
serangan penyakit dan racun dgn perantaraan leukosit dan antibodi
3.
Menyebarkan panas ke seluruh tubuh
2.3.4.2
Bagian-Bagian Darah
1.
Plasma darah (cairan darah)
2.
Sel-sel darah, meliputi : Eritrosit
(Sel Darah Merah), Leukosit (Sel Darah Putih), dan Trombosit (Sel Pembekuan
Darah).
A.
ERITROSIT
Berbentuk
cakram bikonkaf, tidak berinti, dalam 1 mm3 terdapat 5 juta buah sel darah
merah. Membrannya sangat tipis sehingga sangat mudah dilewati gas seperti O2
dan CO2. Eritrosit Tersusun terutama oleh Hemoglobin (95%).
Produksi
Eritrosit (Eritropoesis): di sumsum tulang dan memerlukan besi, Vit B12, asam
folat, piridoksin (B6). Dipengaruhi oleh O2 dalam Jaringan Masa hidup: 120
hari. Eritrosit tua dihancurkan di
sistem Retikuloendotelial (hati dan Limpa). Pemecahan Hb menghasilakan
Bilirubin dan Besi. Besi berikatan dengan Protein (Transferin) dan diolah
kembali menjadi Hb baru. Fungsi eritrosit adalah Transport O2, Sistem Buffer
(Berikatan dengan Ion H).
B.
LEUKOSIT
Berfungsi untuk melindungi tubuh
dari invasi bakteri atau benda asing. Mempunyai inti, Ukurannya besar dan
kemampuannya mengikat warna. Dalam 1 mm3 terdapat 6000 – 9000 sel . Dalam
Leukosit terdapat 5 jenis, yakni :
1.
Neutrofil
Neutrofil mempunyai banyak lobus
dihubungkan filamen tipis material inti dinamakan leukosit Polimorfonuklear
(PMN), granula berwarna ungu pucat Neutrofil muncul pada 1 jam pertama awitan
reaksi peradangan dan berumur pendek (Infeksi Akut).
2.
Basofil
Basofil adalah leukosit granula
berwarna biru, menyerap pewarna yang bersifat basa
3.
Eosinofil
Eosinofil adalah leukosit Granula
berwarna merah terang, menyerap pewarna yang bersifat asam (eosin).
4.
Limfosit
Limposit B dan T dihasilkan dari
jaringan RES dan kelenjar limfe. Limfosit T fungsinya membunuh sel secara
langsung dengan mengeluarkan limfokin, sedangkan Limfosit B berfungsi
menghasilkan antibodi.
5.
Monosit
Monosit diproduksi sumsum tulang,
merupakan Leukosit terbesar dan berumur panjang (Infeksi kronis) sehingga dapat
berubah menjadi histiosit jaringan seperti : sel kuffer di hati, makrofag
peritoneal, makrofag alveolar dll.
C.
TROMBOSIT
Diproduksi oleh sumsum tulang
menjadi megakariosit, tergantung adanya trombopoetin. Berukuran 2 – 4 um,
bentuk tidak teratur, tidak punya inti, jumlahnya selalu berubah sekitar
150.000 – 450.000 per mm3 darah. Berperan untuk mengontrol perdarahan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari hasil pemaparan tersebut,
penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :
1.
Kardiovaskuler terdiri dari dua kata
yaitu jantung dan pembuluh darah dan terdapat tiga komponen yaitu salah satunya adalah hemoglobin dalam darah
yang juga berperan dalam sistem sirkulasi.
2.
Jantung telah aktif dalam masa janin
ketika berusia 3 bulan dalam kandungan dengan proses sirkulasi melalui
plasenta.
3.
Anatomi fisiologi system
kardiovaskuler sangat penting di pelajari karena perlu adanya pengetahuan dalam
menyelesaikan berbagai problematika kesehatan terkait system kardiovaskuler.
3.2
Saran
Dari pemaparan diatas, penulis memberikan
saran agar dalam ilmu kesehatan maupun ilmu alam lainnya penting sekali memahai
anatomi sistem kardiovaskuler secara tepat agar terhindar dari kelalaian baik
itu dirumah sakit maupun di alam yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh
akibat kurangnya aktifitas positif untuk memberikan kesehatan terhadap jantung
sebagai pusat kehidupan.
DAFTAR
PUSTAKA
Syaifuddin,H.2002. Anatomi
fisiologi berbasis kompetensi untuk keperawatan dan kebidanan. Jakarta:Penerbi
EKG
Syaifuddin,Haji.2006. Anatomi
fisiologis mahasiswa keperawatan. Jakarta Penerbit:EKG
Syaifuddin. 2009. Fisiologi
tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta Penerbit: Salemba
Medika.
Muttaqin,Arif.2009. Asuhan
keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler. . Jakarta. Penerbit:
Salemba Medika
Sherwood L. Fisiologi
manusia dari sel ke sistem. Ed 2. Jakarta: EGC. 2002